oleh

Dari Salon ‘Rumahan’ ke Meja Rias ‘Fashion Week’

SALISMA.COM (SC), JAKARTA – Keinginan Netty Sartika, pegawai salon ‘rumahan’ di sudut kota Bandung, Jawa Barat, sederhana saja: ingin memiliki pengalaman berbeda sepanjang melakoni pekerjaan sebagai penata rambut.

Takdir pun menggiringnya untuk menjejakkan kaki pertama kali di ajang bertaraf internasional, Jakarta Fashion Week (JFW), yang saat ini sedang berlangsung. Sungguh pengalaman luar biasa bagi Netty menjadi bagian dari JFW.

JFW adalah pekan mode terbesar di Indonesia yang sudah berlangsung sembilan kali. Di acara tahunan ini, ratusan busana, model, dan segenap pihak di industri mode berpesta merayakan gaya terkini, juga kreativitas yang glamor.

Semula, saat mendaftar untuk mengikuti seleksi penata rambut atau hair stylist di JFW 2016 lalu, Netty sekadar ingin menjajal peruntungan. Dari ratusan pendaftar, 40 di antaranya lulus seleksi, termasuk Netty. Mereka dilatih guna mendukung pesta mode terbesar di Asia Tenggara itu.

“Karena saya belajar autodidak—sendiri, saya banyak yang belum paham teknik. Namun makin lama jadi lebih mudah. Apalagi sudah terbiasa di salon, ditambah dapat ilmu saat pelatihan,” kata Netty saat ditemui CNNIndonesia.com, sebelum sibuk merias para model JFW 2017.

“Di sini, banyak yang jauh lebih hebat pengalamannya dibandingkan saya yang hanya dari salon biasa. Awalnya minder, namun lama-lama tidak,” kata Netty.

Demi mengikuti pelatihan yang diadakan L’Oreal di Jakarta selama tiga hari. Materi pelatihan diberikan oleh pakar tata rambut Qiqi Franky. Demi pelatihan ini, Netty meninggalkan anak, keluarga, dan pekerjaannya di Bandung. Ia sadar, 10 tahun belajar merias secara autodidak belum membuatnya puas.

Ibu tiga anak ini pun dilatih berbagai tampilan standar mode dunia oleh para ahli. Bukan hanya tampilan, ia juga dituntut sanggup mengerjakan riasan rambut hanya dalam hitungan menit. Dan masing-masing model bisa jadi memiliki tampilan rambut yang berbeda.

“Saya dituntut tidak boleh buru-buru mengerjakan jadi harus tetap rapi, namun tetap dikejar waktu. Saya juga merasa standar ilmu di JFW ini lumayan tinggi, karena ini fesyen. Kalau mau, pasti bisa,” kata Netty.

Selama tujuh hari penuh, Netty harus bersabar dan konsentrasi membuat tatanan rambut sesuai dengan konsep yang diinginkan oleh para desainer dan art director. Ia mengerjakan hal tersebut di tengah keriuhan yang terjadi di belakang panggung runway.

Padatnya jadwal dan beratnya tekanan ditambah dengan kondisi fisik yang semakin terkuras bukan tidak mungkin membuat emosi menjadi lebih mudah tersulut alias ‘senggol bacok.’ Namun Netty berusaha tetap tenang saat menyasak, menyisir, mengepang, menyemprot rambut para model.

“Model kan kadang sudah letih juga, jadi kami harus lebih mengerti, atau mungkin ia juga sedang tidak nyaman entah karena bajunya kesempitan, lecet, tidak nyaman. Jadi memang harus lebih hati-hati,” kata Netty. “Belum lagi backstage itu panas dan riweuh karena ada ratusan orang di ruangan itu. Namun kalau sudah selesai tuh rasanya senang sekali, apalagi tidak ada komplain, sesuai mood-board,” kata Netty sembari tersenyum.

Letih setelah JFW bukan hanya menambah pengalaman ia dalam merias rambut dan memahami tampilan yang cocok berdasarkan karakter orang, namun juga berdampak hingga ke pelanggan ia di salon. Netty kebanjiran apresiasi dan tambahan pelanggan.

Netty mengakui banyak pelanggannya penasaran tentang pengalaman ia mengurus pekan mode yang diliput oleh banyak media di Indonesia itu. Dan tentu saja, para ibu-ibu pelanggan Netty tak lupa minta untuk didandani sesuai dengan tren mode terbaru.

Bukan cuma itu. Pelanggan salon tempat Netty bekerja yang biasanya bersedia didandani oleh siapapun, mulai beralih ke Netty. Ini pun berimbas pada bertambahnya tip ke Netty karena para pelanggan puas ‘sudah sesuai tren terkini’.

“Saya tidak kapok ikut JFW lagi. Meninggalkan pekerjaan dan keluarga saya anggap sebagai risiko. Saya juga tidak bisa setengah-setengah demi karier saya,” kata Netty yang kini direkrut oleh LOREAL memperkuat barisan hair stylish di JFW 2017, yang menjadi JFW ke-2 Netty.

“Pengennya sih memang punya salon,” kata Netty tersipu ketika ditanya keinginan terbesarnya. “Namun sekarang saya harus belajar banyak biar lebih pinter dan bisa memberikan ilmu atau saran ke orang lain,” lanjutnya.

“Anak saya yang perempuan juga jadi senang saya ikut JFW. Ia melihat ibunya punya prestasi dan itu juga menjadi pendorong bagi dia juga. Dukungan keluarga membuat semua terasa tidak ada beban,” kata Netty. “Saya ingin lebih maju lagi, berkembang, agar masa depan anak-anak dan keluarga saya lebih baik, dan tentu pelanggan juga semakin puas,”

Ketika ditanya kesiapannya untuk JFW 2017 yang akan berlangsung hingga 28 Oktober nanti, Netty menjawab lantang. “Saya siap untuk JFW tahun ini.” katanya sembari tertawa.

 

(CNN INDONESIA.com)