oleh

‘FIFA Cuma Bisa Dibangun Kembali jika Blatter Pergi’

LONDON, SALISMA – Ketua FA (Asosiasi Sepak Bola Inggris) Greg Dyke menuntut agar sepak terjang Sepp Blatter di FIFA dihentikan. Dia menilai, FIFA hanya bisa dibenahi jika Blatter sudah tidak ada.

FIFA tengah jadi sorotan besar setelah tujuh petingginya ditangkap penegak hukum Amerika Serikat yang bekerja sama dengan otoritas Swiss, Rabu (27/5/2015) kemarin. Tujuh orang ini ditangkap karena dugaan suap, korupsi, dan pencucian uang. Total ada 14 orang yang didakwa terlibat kasus ini.

Kasus ini dinilai banyak pihak sebagai sebuah titik masuk yang pas untuk menggulingkan Blatter, presiden FIFA saat ini. Blatter, yang telah memimpin FIFA sejak 1998 dan berkuasa selama empat periode, sudah lama dianggap gagal membuat FIFA sebagai organisasi yang transparan, bahkan malah penuh dengan indikasi korupsi.

Dugaan korupsi yang terbaru dan terbesar adalah terkait proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 di Rusia dan 2022 di Qatar. Ditunjuknya Rusia jadi sorotan karena negara tersebut dianggap masih kerap melakukan pelanggaran HAM dan rentan kekerasan rasial.

Sedangkan Qatar dinilai punya problem dengan iklim panas dan tidak punya sejarah besar di dunia sepak bola. Belakangan Qatar juga digoyang isu pelanggaran HAM terhadap para pekerja yang membangun arena Piala Dunia 2022.

Dyke menyeru agar Blatter tak terpilih lagi sebagai presiden FIFA bagaimanapun caranya.

“Blatter telah mengeluarkan pernyataan, mengatakan bahwa sekarang adalah waktunya memulai membangun kembali kepercayaan terhadap FIFA. Tidak ada cara untuk membangun kepercayaan terhadap FIFA sementara Sepp Blatter masih di sana,” katanya dikutip Sky Sports.

“Sepp Blatter harus pergi. Antara dia harus mengundurkan diri, atau harus kalah suara, atau kami harus menemukan cara ketiga.”

“Saya rasa waktunya telah tiba, di mana kerusakan yang dilakukan terhadap FIFA begitu besar sehingga tidak bisa dibangun kembali sementara Blatter masih di sana. Jadi UEFA harus mencoba untuk memaksanya pergi,” imbuhnya.

Pemilihan presiden baru sendiri sebelumnya dijadwalkan dilakukan Jumat (29/5) besok. Namun muncul desakan agar pemilihan ditunda menyusul kasus ini, terutama dari UEFA. Di ajang pemilihan, Blatter akan bertarung dengan Pangeran Ali bin Al Hussein.(kompas)