SALISMA.COM – Kentang goreng sudah menjadi cemilan populer di Indonesia, terutama saat nongkrong di kafe, atau sebagai teman bersantai sambil nonton.
Namun siapa sangka, di balik kerenyahannya ada ancaman tersembunyi berupa acrylamide. Lembaga pengawas obat dan makanan AS [Food and Drug Association/FDA], dalam sebuah laporan belum lama ini kembali mengingatkan potensi bahaya acrylamide.
Senyawa dengan rumus kimia C3H5NO ini berisiko menyebabkan kanker. Acrylamide dihasilkan dari makanan seperti kentang, sereal, atau roti yang digoreng atau dipanggang dengan suhu tinggi dalam waktu lama.
NPR melaporkan, meski belum terbukti menyebabkan kanker pada manusia namun akan lebih baik bila sepenuhnya menghindari acrylamide, misalnya dengan tidak menyantap makanan yang digoreng atau dipanggang terlalu lama.
Bila tidak memungkinkan, disarankan untuk mengurangi jenis makanan yang mengandung zat tersebut setiap harinya. Berikut ini adalah tips untuk menekan kadar acrylamide dalam makanan yang dikonsumsi.
Hindari menggoreng
Hal ini harus dilakukan meski kita sangat menyukai rasa “kriuk” dan renyah hasil menggoreng. Mengolah makanan dengan cara menggoreng memicu terbentuknya acrylamide. Pilihlah kentang dalam bentuk salad sebagai gantinya. Kalau pun terpaksa harus menggoreng sendiri di rumah, jangan terlalu matang.
Jangan terlalu lama memanggang
Makanan yang terlalu lama dipanggang akan meningkatkan jumlah acrylamide dalam hidangan. Sehingga, bila ingin makan roti panggang sebaiknya terus diawasi, dan segera diangkat bila sudah berwarna coklat muda.
Jangan simpan kentang dalam lemari es
Suhu penyimpanan yang terlalu dingin, ternyata memicu peningkatan jumlah acrylamide saat makanan tersebut dimasak. Sehingga makanan seperti kentang olahan sebaiknya cukup disimpan dalam pantry.
Pilih metode masak rebus atau kukus
Cara masak rebus dan kukus tidak meningkatkan jumlah acrylamide dalam makanan. Sehingga metode memasak keduanya lebih sehat dibanding goreng atau panggang.***