NEW YORK, SALISMA.COM (SC) – Sebuah penelitian memprediksi dunia penerbangan mengalami defisit pilot setelah pandemi virus Corona berakhir. Itu dikarenakan tingginya permintaan perjalanan setelah pembatasan dibuka.
Diberitakan Fox News, Jumat (19/3/2021) sebuah laporan baru dari konsultan Oliver Wyman yang berbasis di New York mengatakan pandemi Corona menjadi ‘hukuman sementara’ bagi para pilot dunia. Tapi, suatu hari nanti hukuman itu usai dan ada masanya banyak sekali pilot dibutuhkan.
Di awal pandemi, permintaan perjalanan terhenti di seluruh dunia. Adanya pembatasan perjalanan membuat operator penerbangan merumahkan karyawannya, termasuk pilot.
Hasil laporan Oliver Wyman menyebut saat ini aktivitas penerbangan meningkat hingga 76 persen dibandingkan di awal pandemi. bahkan, di China peningkatannya mencapai 99 persen.
Peningkatan persentase penerbangan itu mengakibatkan terjadi guncangan pasokan. Pilot-pilot yang cuti kembali bekerja.
Andai aktivitas penerbangan terus meningkat, bukan tidak mungkin terjadi defisit pilot. Sebab, sebagian pilot yang dirumahkan atau cuti selama Covid-19 banyak yang tidak kembali.
Pilot yang tidak kembali bertugas itu bisa jadi memilih untuk mengikuti program pensiun dini atau memilih untuk menjalani karier lain.
Di bagian pilot muda juga sulit melakukan perekrutan, sebab Covid-19 membuat dunia penerbangan lesu. Profesi sebagai pilot pun kurang diminati.
“Melihat krisis masa lalu seperti 9/11 dan krisis keuangan global, sertifikasi pilot baru turun 30 hingga 40 persen selama lima tahun setelah guncangan awal. Dengan sifat global dari guncangan ini, kami yakin 25.000 hingga 35.000 pilot saat ini dan di masa depan dapat memilih jalur karier alternatif selama dekade berikutnya,” kata para peneliti seperti yang dikutip dari Detik.com.
Skenario sederhananya, kemungkinan kekurangan pilot secara global akan melanda beberapa wilayah tertentu pada tahun 2023.
Mengenai besarnya, dalam skenario yang paling mungkin, ada celah global 34.000 pilot pada tahun 2025. Angka ini bisa mencapai 50.000 dalam skenario yang paling ekstrem.
Pada akhirnya, dampak cuti, pensiun, dan pembelotan akan menciptakan tantangan yang sangat nyata bahkan untuk beberapa operator terbesar.
Untuk mempertahankan pekerja dan menjaga maskapai penerbangan untuk sementara waktu, beberapa maskapai penerbangan (seperti United dan American) tetap mempertahankan dan memberi gaji pilot. Meskipun mereka bekerja dengan jadwal yang dikurangi atau cuti sukarela.
“Di AS, program semacam itu sangat populer dan akan memberi maskapai penerbangan beberapa fleksibilitas setelah industri mulai pulih,” kata mereka.
Menyikapi prediksi penerbangan di masa mendatang ini, konsultan menyarankan maskapai untuk mengurangi permintaan pilot, berinvestasi dalam program pelatihan pilot dan secara aktif melibatkan tenaga kerja saat ini untuk meningkatkan retensi, untuk maju karena persaingan di masa depan akan kian sengit. (mil)