oleh

Ajukan Dangdut ke UNESCO, Sandi: Kita Terjunkan Tim

JAKARTA, SALISMA.COM (SC) – Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serius dalam mengajukan musik dangdut sebagai warisan budaya ke UNESCO. Tim akan dibentuk untuk mempercepat realisasinya.

Tak hanya itu, komunitas-komunitas dangdut juga akan dilibatkan dalam pelaksanaannya. Seperti diketahui, ada begitu banyak pecinta dan grup dangdut di kawasan Pantura.

“Kita sepakat untuk menerjunkan tim. Untuk mendorong dangdut menjadi UNESCO heritage,” kata Menparekraf Sandiaga Uno seusai bertemu dengan Mendikbud Nadiem Makarim dan Menteri BUMN Erick Thohir di bilangan Dharmawangsa yang dilansir dari Detik.com, Jakarta, Rabu (3/3/2021).

“Untuk itu, kita akan libatkan komunitas karena harus didukung komunitasnya,” imbuh dia.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno akan mengusulkan musik dangdut sebagai warisan budaya Indonesia kepada UNESCO.

Hal itu disampaikan Sandiaga Uno usai menggelar rapat pimpinan (rapim) di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia pada Rabu (17/2).

“Dangdut is the music of my country. Sekarang kita relaunching untuk memasukkan dangdut sebagai bagian daripada music heritage di UNESCO,” ungkap Sandi.

Usulan tersebut disampaikan Sandiaga Uno mendapatkan respons positif dari Direktorat Jenderal Kerjasama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia.

Pihak Kemenlu menurut Sandi sangat bersemangat untuk menghidupkan kembali peluang dangdut sebagai warisan budaya Indonesia.

“Langsung saya terhubung dengan Bapak profesor KH Rhoma Irama yang terkenal sebagai Raja Dangdut untuk memohon endorsement dari beliau, dan beliau sangat mendukung rencana progress ini yang sempat tersendat sebelumnya,” ungkap Sandiaga Uno.

Bersamaan dengan restu dari Rhoma Irama, Kemenparekraf katanya juga mengundang Prof Winthrop dari Pittsburgh University sebagai profesor yang diketahui sangat mendalami dangdut.

Lewat program yang akan dipimpin oleh Deputi 7 itu Sandiaga Uno berharap dapat membangkitkan semangat untuk mempercepat pemulihan sektor parekraf nasional.

“Jadi kalau Amerika punya Hollywood, Korea punya K-Pop, sudah saatnya Indonesia punya dangdut sebagai music of my country,” ungkap Sandiaga Uno.

Oleh karena itu, kolaborasi harus terjalin dengan seluruh pihak, bukan hanya sebatas Kementerian Pendidikan ataupun Kementerian Luar Negeri, tetapi peran seluruh pelaku usaha seni musik dan pihak terkait.

“Ini tentunya kolaborasi kolosal. Harapan kita seperti batik, dangdut mendapat satu pengakuan dari UNESCO sebagai musik khas dan warisan Indonesia,” imbuhnya. (mil)