PANGKALPINANG, SALISMA.COM (SC) – Bangka Belitung memiliki potensi budi daya kepiting bakau, namun potensi ini tidaklah menjadi apa-apa jika tidak dimulai dengan aksi nyata. Karena itu Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman mengadakan pertemuan virtual dengan Direktur PT Sarana Hatchery Abadi Peter Nugraha untuk mendapatkan masukan terkait pengembangbiakkan kepiting bakau
Dalam pertemuan di ruang Video Conference Kantor Gubernur Babel, Selasa 9 Februari 2021, Gubernur Erzaldi didampingi Kepala Dinas Kehutanan, Marwan, dan Kepala Dinas Perikanan, Dasminto.
Dikutip dari Tempo.co, Optimisme meningkatkan perekonomian masyarakat tidak pernah padam dimata penerima penghargaan Green Leadership “Nirwasita Tantra” dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini.
Provinsi Babel sebagai daerah yang memiliki garis pantai sepanjang 1200 km ini, bila pengelolaan bakau dilakukan secara maksimal, dapat memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.
Program penanaman bakau telah dilaksanakan tahun lalu oleh pemerintah sebagai bentuk usaha pelestarian hutan bakau, kini Gubernur Erzaldi berencana untuk mengembangkan pengelolaan hutan bakau agar dapat memberi manfaat ekonomi kepada masyarakat sekitar. Terdapat 13 lokasi sasaran yang akan dijadikan pembibitan kepiting bakau.
“Kita ada program dan selama ini kawasan hutan hanya digunakan untuk pemeliharaan bakau saja. Namun sering kali pemeliharaan tidak dilakukan dengan tertib. Bakau dibiarkan hidup dan tidak lagi diurus, asal yang penting daunnya masih ada, ya sudah dibiarkan begitu saja,” ujarnya.
Harapannya, dengan adanya budi daya kepiting bakau ini, masyarakat ‘terpaksa’ memelihara hutan bakau untuk menjaga kehidupan kepiting bakau agar dapat berkembang biak dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
“Karena itu, kami butuh solusi terbaik untuk menghidupkan kepiting, mulai dari sistem pembibitan, pembesaran hingga perkembangbiakan kepiting, kami ingin kepiting bisa diproduksi dalam skala masif, kalau bisa jadi komoditi Babel. Jadi, sistem budi daya seperti apa yang efektif untuk digunakan?” tanya Gubernur Babel.
Peter Nugraha memberikan saran, “Kita harus berpikir secara industrial. Jadi pembesaran kepiting tidak bisa dilakukan secara asal.
Berbeda dengan udang, kepiting lebih rumit dan lebih rawan mengalami kerugian dengan sistem hatchery. Namun, jika sudah bisa berkembang lebih besar akan lebih mudah perawatannya,” katanya.
Peter menambahkan, 13 lokasi yang sudah diajukan Pemprov. Babel tidak bisa disamaratakan perawatannya. Perlu adanya observasi lebih lanjut untuk mengetahui kebutuhan dari setiap lahan agar dapat mengembangkan kepiting dengan metode yang tepat.
“Saya juga memiliki semangat yang sama dengan Bapak untuk menjadikan kepiting sebagai komoditas Babel. Ke depan, saya akan kirim kan beberapa orang untuk memeriksa lokasi pengembangbiakan kepiting,” ujarnya.
Menindaklanjuti saran yang disampaikan Direktur PT Sarana Hatchery Abadi, usai pertemuan, Gubernur Erzaldi langsung mengarahkan Kadis Kehutanan Marwan dan Kadis Perikanan Dasminto untuk merekam dan menjelaskan kondisi lapangan lokasi pembibitan kepiting.
Rekaman kondisi lapangan akan dikirimkan ke Peter untuk segera diteliti lebih lanjut. Sehingga Pemprov. Babel dapat menentukan tahapan yang harus dilakukan selanjutnya. (mil)