SALISMA.COMTernyata selama ini BBM bersubsidi jenis solar selring diselewengkan. Antrean panjang kendaraan di hampir semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Batam untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM) jenis biosolar masih terus terjadi hingga saat ini. Penyebabnya, salah satunya dipicu penyelewangan BBM bersubsidi itu.
Hal ini terbukti dengan penggerebekan gudang solar ilegal yang berisi sekitar 3 ton solar subsidi di wilayah Dapur 12, Sagulung, Batam, oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Rabu (11/12/2019) lalu. “Ternyata mereka ini biang kelangkaan solar selama ini. Pantas saja setiap ada antrean solar pasti berjubel mobil-mobil siluman itu. Paling banyak angkot dan mobil sedan yang antre dan setiap ada SPBU yang ada solar pasti ada mereka. Ini harus diusut tuntas,” ujar Haikal, warga Batuaji saat dimintai tanggapannya, Kamis (12/12).
Modusnya, biosolar itu dilangsir menggunakan mobil angkot jenis minibus dari SPBU yang menjual solar bersubsidi. Bukan hanya satu mobil, tapi 12 unit yang sudah dimodifikasi tangkinya, sehingga saat pengisian bisa dalam jumlah yang lebih banyak. Mereka bisa berpindah dari SPBU satu ke SPBU lainnya, lalu ditampung di gudang dengan kamuflase bengkel, sebelum dijual ke pihak lain. Penggerebekan gudang penimbunan solar subsidi di Dapur 12 diapresiasi masyarakat.
Mereka meminta siapa saja yang terlibat dalam praktik penyelewengan BBM bersubsidi ini diusut tuntas karena meresahkan masyarakat. Selain itu, masyarakat juga berharap agar penertiban serupa terus digalakkan, sebab masih banyak gudang-gudang penimbunan solar lain di wilayah Batuaji dan Sagulung, maupun wilayah lainnya di Batam. Wilayah Batuaji dan Sagulung selama ini memang kerap kekosongan stok solar. Kelangkaan solar ini bahkan masih terjadi sampai saat ini. Jika satu SPBU ada stok solar, maka SPBU lainnya kosong. SPBU yang memiliki stok solar inilah yang jadi sasaran bagi kendaraan modifikasi milik mafia solar tersebut.
Kendaraan yang antre untuk mendapatkan solar umumnya memiliki kapasitas tangki yang tak lazim. Ini bisa terlihat dengan nominal pengisian yang ada di monitor pompa pengisian BBM. Rata-rata di atas angka Rp 300 ribu sekali isi.
Praktik seperti ini marak terjadi selama ini dan diduga melibatkan pihak SPBU. Sebab, seharusnya kendaraan berbahan solar yang membeli solar subsidi mengantongi kartu Brizzi yang pengisiannya dibatasi 30 liter per hari. “Ini yang akan kita dalami bersama pihak-pihak terkait. Kenapa bisa dapat banyak solar subsidi di setiap SPBU,” ujar Gustian Riau, Kepala Disperindag Kota Batam, kemarin.
Editor Roy