SIAK – Kapal-kapal besar, yakni 10 ribu -50 ribu DWT sudah bolak-balik dari dermaga Pelabuhan Tanjung Buton, Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB), Sungai Apit, Siak. Kapal-kapal tersebut merupakan kapal asing dan domestik.
Hanya saja, baru satu dermaga yang selesai pembangunannya di sana. Dermaga itu sepanjang 216 meter yang bisa menampung 2 kapal 10 ribu DWT untuk sekali sandar.
Kepala Bidang Laut Dinas Perhubungan Siak, Jon Hendri mengatakan, pelabuhan Tanjung Buton melayani kapal-kapal berbendera asing dan domestik. Kapal berbendera asing yang dilayani mulai dari 10.000 DWT sampai dengan 50.000 DWT.
“Saat ini kapal asing itu membawa cangkang sawit dengan tujuan Jepang, Korea, Thailand dan Singapore. Sedangkan kapal domestik berupa kapal RORO membawa mobil dari Jakarta dan kapal pupuk dari Palembang,” kata dia, Jumat (9/3).
Pelabuhan Tanjung Buton memiliki panjang 216 M x 20 M, trastel 141 M, serta lapangan penumpukan seluas 5,7 Ha. Tidak hanya itu, kedalaman air pada pelabuhan ini mencapai 13 LWS (Low Water Springs) dan lebar alur 4 mill sehingga dapat disinggahi kapal besar.
Secara geografis, pelabuhan ini sangat strategis sebab memiliki daerah hiterland di antaranya, Siak, Pelalawan, Kepulauan Meranti, Pekanbaru dan Kampar. Rencananya, pelabuhan ini dikembangkan untuk terminal curah kering, pengepakan semen dan pupuk. Area untuk rencana itu disediakan pada luas lokasi 32 hektare.
“Bahkan sudah disediakan lahan seluas 63 Ha untuk pengembangan terminal CPO,” kata dia.
Sementara itu, Asisten I Pemkab Siak, L Budhi Yuwono mengatakan, selain pelabuhan juga dibangun kawasan industrinya. Lahan secara keseluruhan seluas 5.800 Ha. Namun baru sekitar 5 Ha yang tergarap pada bagian pelabuhan. (*)