SALISMA.COM (SC), SIAK – Direktur RSUD Tengku Rafian Siak, Benny Chairuddin mengatakan, pada 2016 sudah empat orang dokter spesialis pindah dari Siak. Dokter tersebut spesialis saraf, bedah tulang, bedah dan radiologi.
“Itu sudah pindah sejak 2016 kemarin. Alasannya di Siak tidak ada penghasilan tambahan, sedangkan kemampuan kita untuk insentifnya juga tidak terlalu besar,” kata dia, Kamis (16/11).
Saat ini juga ada dua dokter spesialis yang mengajukan pindah. Mereka adalah dokter spesialis paru dan THT. Namun, satu orang, kata dia, berhasil dipertahankan, namun satu lagi sulit untuk menahannya agar tetap bekerja di Siak.
“Ada dua kita dapat dokter spesialis yang akan menggantikan yang sudah pindah. Mudah-mudahan ke depan kita dapat lagi yang bisa bekerja di Siak,” kata dia.
Selama tidak ada dokter, pelayanan kesehatan di RSUD Siak juga bakal lumpuh. Sehingga visi bupati Siak terkait kesehatan sulit tercapai untuk tahun-tahun berikutnya.
Benny menguraikan, alasan dokter spesialis minta pindah dari Siak karena gaji yang diberikan terbilang kecil. Sebab, APBD Siak hanya mampu mengekuarkan gaji Rp 15 juta untuk 1 orang dokter spesialis perbulan. “Kalau dana dari BLUD rumah sakit tidak seberapa, hanya untuk operasional saja,” kata dia.
Mengenai gaji sebesar itu, disinyalir Siak yang memberikan gaji paling rendah kepada dokter spesialis di Provinsi Riau. Kabupaten Kepulauan Meranti memberikan gaji ke dokter spesialis mencapai Rp 35 juta per bulan dan Pelalawan Rp 30 juta.
“Kalau di Pekanbaru tidak ada tidak masalah, karena dokter masih bisa mencari nafkah yakni membuka praktik. Kalau di Siak ya beda kondisinya,” kata dia.
Kecilnya gaji dokter spesialis di Siak, kata Benny dapat dimaklumi karena kondisi keuangan Kabupaten Siak juga sangat merosot. Sehingga sulit apabila dipaksakan untuk menaikan gaji dalam kondisi saat ini. (*)