oleh

Petani Kelapa Inhil Perlu Tenaga Penyuluh

SALISMA.COM (SC),PEKANBARU – Ketua Persatuan Petani Kelapa Indonesia (Perpekindo), Muhaimin Tello mengatakan, produksi kelapa di di Indragiri Hilir menurun karena kurangnya ilmu pentani tentang cara mengelola kelapa agar produktif. Untuk itu diperlukan tenaga penyuluh dalam membantu petani kelapa.

“Hampir 80 persen warga Indragiri Hilir merupakan petani kelapa. Hanya saja mereka kurang menguasai ilmu cara meningkatkan produksi kelapa. Pemerintah mesti turun tangan dengan menempatkan tenaga penyuluh,” ujar Muhaimin, Rabu (22/03/2017).

Ia mengatakan, saat ini dari total lahan perkebunan kelapa seluas 400 ribu hektare, 100 ribu hektare di antaranya membutuhkan peremajaan. Ancaman erosi lahan pertanian kelapa juga jadi penyebab produksi dan lahan pertanian kelapa semakin menurun tiap tahunnya.

“Petani kelapa dalam hal pendistribusian hasil perkebunan memanfaatkan alam dengan cara menyalurkan kelapa melalui arus air dikanal-kanal yang dibuat. Kondisi ini yang menjadi penyebab erosi lahan perkebunan terjadi,” tuturnya.

Tidak hanya itu, kurangnya industri pengolahan kelapa membuat hasil perkebunan tidak semua dapat ditampung. “Kurangnya industri tersebut membuat kelapa produksi diambil dengan harga lebih rendah oleh industri. Para petani juga lebih memilih menjual hasil kebun keluar daerah Inhil atau Indonesia,” jelas dia.

Muhaimin mengatakan ketimbang menjual hasil produksi kepada industri petani lebih memilih untuk menjual kepada eksportir karena alasan harga yang lebih tinggi.

“Harga jual kelapa yang diambil ekportir lebih tinggi Rp 400 per butir dibanding harga yang diambil industri. Karena itu petani lebih memilih menjual kepada pihak tersebut,” lanjutnya.

Seringkali penjualan hasil perkebunan ini tidak melewati jalur ekspor resmi. Dengan demikian hasil produksi kelapa ini tidak memberi pemasukan bagi daerah. Kondisi ini diharapkan dapat dicarikan solusi oleh pemerintah dan pelaku industri. (*)