SALISMA.COM (SC),SAMBAS – Agus Mulyana (37), telah meracuni puluhan murid kelas I dan II SDN 8 Kartiasa, Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar). Penjual es krim yang merupakan warga Dusun Bangang, Desa Kubangga, Teluk Keramat, Sambas ini ditangkap jajaran Polres Sambas.
Ia tak menyangka akan berurusan dengan polisi usai membagi-bagikan es krim gratis di SDN 8 Kartiasa. Niatnya ingin mempromosikan es krim yang dijualnya.
“Pada pukul 09.00 Wita, Agus berjualan di SDN 8 Kartiasa. Awalnya Agus hanya dapat menjual lima es krim stik/batangan, dikarenakan baru pertama berjualan di SDN 8 Kartiasa. Kemudian Agus mempromosikan es krimnya kepada murid-murid SD dengan cara memberikan secara gratis. Namun, besoknya harus bayar,” ujar Kasat Reskrim Polres Sambas, AKP Raden Real Mahendra.
Tak sampai lima menit, es krim yang dijualnya ludes. Es krim itu Agus buat sendiri menggunakan bahan campuran susu, tepung maizena, gula pasir, pop ice, serta air hujan. Kemudian diberikan pewarna makanan dan garam. “Itu bahan dari penuturan Agus,” jelas Raden.
Bahan-bahan untuk membuat es krim itu kata dia, dibeli di pasar. Pelaku juga sudah mengecek bahan yang dibelinya, terkait tanggal kedaluwarsanya.
“Es krim yang dijual Agus, apabila tidak habis terjual, maka dia akan mengonsumsinya sendiri. Harga satu es krim gelas Rp2.000 dan es krim stik Rp1.000,” terangnya.
Air yang digunakan untuk dimasak membuat es krim adalah air hujan yang ditampung dalam fiber penguin. Air hujan itu diendapkan terlebih dahulu. “Air hujan tersebut berwarna bening. Air itu juga digunakan oleh Agus dan keluarganya untuk dikonsumsi sehari-hari,” katanya.
Kemudian pada pukul 09.15 Wita, pada saat jam istirahat pertama murid SDN 8 Kartiasa, saksi Pendi melihat murid berkumpul beramai-ramai. Kemudian saksi diberitahu salah satu murid murid SD, jika ada kegiatan pembagian es krim gratis.
“Kemudian Pendi pun mengambil es krim di dalam boks es jenis stik dan memakannya sedikit. Setelah es sudah dia ambil, puluhan murid pun melahap habis es krim, setelah itu merasakan sakit perut,” ungkapnya.
Setelah melihat banyak murid yang sakit, guru pun menelefon tim medis untuk melakukan pengecekan hingga akhirnya diketahui aparat kepolisian setempat. (**)