SALISMA,COM (SC),MATARAM – Hanya karena jengkel mendengar kata-kata kotor dari mulut Muhammad Albani, Ahmad Sulaimi gelap mata. Pria 48 tahun itu tega menganiaya Albani, yang merupakan anak kandungnya sendiri yang masih 8 tahun, dengan menggunakan senjata tajam.
Akibat perbuatan tersebut, nyawa Albani tak tertolong. Bocah itu, meregang nyawa di atas kasur di ruang tamu rumahnya, di Karang Bagu, Lingkungan Karang Taliwang, Cakranegara, Mataram, NTB. Kapolsek Cakranegara Kompol Haris Dinzah mengatakan, pelaku telah ditahan beberapa saat setelah melakukan tindakan sadis tersebut. Unit SPKT dan Serse langsung datang ke lokasi,” kata Dinzah.
Saat petugas mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), massa telah berkumpul. Massa marah mendengar perbuatan pelaku. Beruntung aksi main hakim sendiri tidak terjadi. ”Massa sudah berkumpul setelah kejadian itu,” ujar dia.
Dinzah mengatakan, aksi tersebut terjadi sesaat setelah pelaku terbangun dari tidurnya. Tanpa pikir panjang, Sulaimi mengambil sebilah pedang di atas lemarinya. Tanpa alasan yang jelas, pelaku mendatangi anaknya yang tengah tertidur di ruang tamu. Dengan menggunakan senjata tajam itu, Sulaimi menganiaya anaknya hingga menyebabkan luka robek di kepala sebelah kiri.
Usai mengamankan pelaku ke Mapolsek Cakranegara, pihaknya masih menyelidiki motif tindakan tersebut. Sebab informasi yang diperoleh petugas, pelaku tidak ada riwayat gangguan jiwa. ”Kehidupan sehari-harinya normal. Korban juga bekerja seperti biasa, jadi kita masih dalami motifnya,” kata Dinzah.
Sementara itu, saat diperiksa di Mapolsek Cakranegara, Sulaimi mengakui jika dia yang melakukan perbuatan tersebut. ”Niatnya memang seperti itu, di benak saya seperti itu,” kata dia.
Sulaimi beralasan perbuatannya didasari sikap anaknya yang sering mengumpat. Kata-kata kasar tersebut bahkan ditujukan kepada orangtuanya sendiri. Hal tersebut diakui pelaku menjadi pemicu perbuatannya dan sering membuat dia jengkel. ”Dia bengel (nakal) anak itu. Sering ngata-ngatain ibunya. Pas ngomong kasar itu besar suaranya, sampai saya malu sama tetangga,” ujar dia. (**)