SALISMA.COM (SC), JAKARTA – Pospect Park Brooklyn, Sabtu (10/9) dipenuhi perempuan-perempuan telanjang. Mereka bukan sedang memamerkan seksualitas, melainkan mementaskan versi bugil dari salah satu karya sastrawan Shakespeare, The Tempest, di taman.
Kelompok teater The Torn Out Theater bekerja sama dengan The Outdoor Co-Ed Topless Pulp Fiction Appreciation Society dan dengan unik memproduksi pentas itu. Ide di balik ketelanjangan itu adalah menebarkan pesan tentang sisi positif tubuh melalui cerita dan teater.
Itu dirasakan sendiri oleh salah satu pemain, Gina Marie Russell. Ia menjadi Prospero, bangsawan Milan dalam karya yang ditulis pada 1610 itu.
“Menarik, saya merasa tidak hanya membuat pernyataan sebagai aktor yang memainkan bagian yang hebat. Tapi saya juga membuat pernyataan sebagai perempuan tentang seksualitas, ketelanjangan, dan benar-benar mencoba membuatnya normal, tidak sensual, dan tidak mengancam,” tutur Russell, diwawancara Reuters.
Sutradara Pitr Strait awalnya merasa khawatir dengan berjalannya pentas itu. Tapi ternyata semua berjalan lancar dan normal-normal saja.
“Meskipun saya sedikit gugup pada latihan, setelah beberapa menit saya merasa ini normal. Sangat normal sampai saat ada pemain yang datang dengan busana, dia terlihat aneh,” kata Strait.
Tapi tentu saja, untuk menampilkan ketelanjangan itu butuh upaya. Kelompok teater harus mendapat izin khusus karena seluruh adegan dipentaskan tanpa busana sama sekali. Bukan hanya itu, para pemain juga butuh latihan yang nyaris tanpa henti.
Reanna Roane yang memerankan Ariel mengungkapkan, “Awalnya mudah mementaskan ketelanjangan. Kami latihan telanjang, kami melakukan banyak hal untuk membangun persahabatan sehingga ketika waktu pentas akhirnya datang, saya tidak benar-benar peduli tentang ketelanjangan dan apa yang orang pikir.”
Pentas itu berdampak pada penonton. Strait mengatakan, beberapa orang, sesuai prediksi, masih tampak terkejut saat pertama melihatnya.
“Kami tahu pertunjukan ini akan mengguncang dan membuat orang-orang mempertanyakan hal-hal tertentu,” ujarnya. Kursi penonton The Tempest penuh, sebagian oleh penggemar Shakespeare dan sebagian lagi oleh orang-orang yang penasaran.
“Sebagian besar responnya sangat menyenangkan. Apa yang mungkin orang pikir tentang orang yang bereaksi berlebihan ternyata hanya jadi orang yang bilang, ‘Oh, saya belum pernah melihat ini sebelumnya,'” kata Roane soal reaksi penonton.
(CNN INDONESIA.com)