SALISMA.COM (SC), JAKARTA – Jarang ada orang yang tidak tertawa ketika menonton film Warkop DKI atau film Dono, begitu sebutan populernya. Aksi dan dialog konyol dari ketiga pemerannya, Dono, Kasino dan Indro memang selalu berhasil memancing gelak.
Sejumlah pemeran pembantu juga mendukung adegan konyol yang diciptakan. Yang paling menarik ialah penampilan para aktris wanitanya, atau yang disebut Warkop Angels.
Sering digambarkan sebagai karakter yang cerewet atau seksi, para wanita yang tampil sudah pasti menjadi biang masalah bagi Dono, Kasino dan Indro.
Sutradara Anggy Umbara berusaha mewujudkan kembali kesan itu, melalu film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part I.
Karakter Dono, Kasino dan Indro diperankan kembali oleh Abimana Aryasatya (Dono), Vino G. Bastian (Kasino) dan Tora Sudiro (Indro).
Tak luput, karakter Warkop Angels pun kembali lahir melalui wujud Hannah Al Rashid.
Hannah, berperan sebagai Sophie, personel CHIPS cabang Perancis yang ditunjuk untuk membantu tugas ketiganya menuntas permasalahan.
Seperti yang telah diduga, Sophie langsung menjadi rebutan Dono, Kasino dan Indro.
Hannah yang dihubungi oleh CNNIndonesia.com pada Rabu (7/9), punya pendapat sendiri tentang kemunculan Warkop Angels, yang sebelumnya selalu dianggap sebagai pemanis.
“Banyak orang pikir mereka pemanis, padahal enggak. Sebenarnya fungsi mereka itu ada banget, mereka di sana untuk menciptakan konflik. Tanpa cewek-cewek ini, tak akan ada konflik antara Warkop DKI dan ceritanya juga enggak akan jalan,” kata Hannah.
Beruntungnya, Hannah diberi kebebasan untuk mengembangkan karakter Sophie. Dipercayai hal itu, wanita keturunan Inggris yang mengaku sebagai feminis ini, ingin mengubah pandangan penonton yang selalu menilai Warkop Angels dari kemolekan tubuhnya saja.
“Saya harus menunjukkan bahwa Warkop Angels ada fungsi yang lebih dari estetika aja. Dan yang kami coba lakukan di film ini bahwa seksi yang kekinian itu pintar, tegar dan kuat,” ujar Hannah.
Saat penayangan perdana Warkop DKI Reborn pada Jumat (2/9), Hannah mengaku sempat terkejut melihat adanya adegan yang mempertontonkan bagian tubuhnya, walau ia secara sadar melakukan pengambilan gambar.
“Pertama melihat adegannya saya kaget, karena tidak menyangka hasilnya akan seperti itu. Tapi menurut saya, itu masih dalam batas yang sopan sih dan tidak se-obvious dulu. Sejauh ini lembaga sensor juga aman, setahu saya belum dipermasalahkan itunya,” kata Hannah.
“Menurut saya, penggambaran karakter Sophie masih dalam batas wajar. Entah bagaimana penonton mengartikannya, yang jelas memang ada konsep tertentu untuk pengambilan gambar dalam film komedi,” lanjutnya.
Ia pun menambahkan, bahwa karakter Sophie cenderung polos, namun fantasi liar dari Dono, Kasino dan Indro-lah yang membuat karakternya terkesan menggoda.
Aktris Cantik Wajib Pandai Berakting
Hannah mengaku sangat ingin terlibat saat mendengar film Warkop DKI akan dibuat lagi. Tak sungkan, ia pun mengajukan diri pada sejumlah pihak yang memproduksi film ini.
“Terlibat karena pas tahu ada kabar mau dibikin film ini, saya gangguin semua orang di Falcon Pictures agar saya bisa ikut casting,” ujar Hannah.
Dirinya yang tak tumbuh besar di Indonesia ini juga mengaku bahwa baru memahami sejarah Warkop DKI setelah berkenalan dengan Indro, ketika syuting Comic 8 Casino Kings.
“Semua teman-teman, terutama komika dalam film Comic 8 Casino Kings sangat mengidolakan Warkop DKI. Jadi begitu mendapat peran, saya langsung melakukan pendalaman,” kata Hannah.
Hannah sadar, bahkan dalam film-film Warkop DKI, karakter prianya selalu digambarkan menggilai karakter wanita. Kondisi ini memang sudah lama terjadi, tapi seiring perkembangan jaman, Hannah merasa bahwa penggambaran karakter wanitanya pun harus ikut berkembang.
“Dalam film ini, saya ingin karakter wanitanya memiliki kepribadian yang tak bisa dianggap remeh. Walaupun karakter Sophie sering digodai, tapi Sophie juga melakukan hal hebat lho,” kata Hannah.
“Kesan pertama melihat wanita asing memang langsung membuat siapapun tergoda. Tapi setelah itu, derajat Sophie dan yang lainnya sejajar,” lanjutnya.
Dengan penggambaran karakter Sophie yang sedemikian rupa, Hannah berharap kalau karakter wanita dalam film komedi bisa lebih kekinian, tidak sekedar menjadi pelengkap.
“Dalam beberapa film, produser memang senang menampilkan aktris yang berpenampilan menarik, dengan alasan lebih menjual atau apapun. Tapi kembali lagi kepada aktrisnya, mampukah ia memunculkan sosok karakternya?” ujar Hannah.
“Jadi mendalami peran sangat penting, agar yang menonton juga dapat melihat kalau aktris yang tampil tidak hanya bermodalkan penampilan fisik saja,” lanjutnya menutup pembicaraan.
(CNN INDONESIA.com)