oleh

Setengah Abad Perang, Akhirnya Kolombia Berdamai dengan FARC

SALISMA.COM (SC), JAKARTA – Pemerintah Kolombia dan kelompok pemberontak separatis FARC akhirnya mengumumkan perdamaian pada Rabu (24/8). Langkah ini diharapkan bisa menghentikan peperangan yang telah berlangsung selama setengah abad dan menewaskan ratusan ribu orang.

AFP menuliskan, perjanjian damai ini terjadi setelah melalui perundingan selama empat tahun di Havana, Kuba. Kedua pihak mengaku sukses mencapai kesepakatan yang final.

“Pemerintah Kolombia dan FARC mengumumkan bahwa kami telah mencapai pakta yang definitif, penuh dan final untuk menghentikan konflik dan membentuk perdamaian yang stabil dan berkelanjutan di Kolombia,” ujar pernyataan bersama kedua kubu.

Presiden Kolombia Juan Manuel Santos memuji keberhasilan perundingan tersebut dan menyebutnya sebagai “hari yang sangat istimewa”.

Dalam beberapa hari terakhir, pemerintah Kolombia dan FARC merundingkan soal topik-topik yang belum bisa diselesaikan kedua pihak. Selasa perundingan berlangsung semalaman untuk merancang pernyataan bersama, seperti yang disampaikan sumber kedua delegasi kepada AFP.

“Kami berhasil mencapai titik aman,” kata pemimpin FARC, Timoleon “Timochenko” Jimenez.

Saat perjanjian damai ditandatangani nanti, FARC akan mengeluarkan tentara mereka dari persembunyian di hutan dan pegununan ke kamp perlucutan senjata yang dibangun PBB.

Kendati perdamaian telah disepakati, namun penandatangan perjanjian harus lebih dulu mendapat dukungan rakyat Kolombia melalui referendum.

Di antara penentang perdamaian adalah mantan presiden Kolombia Alvaro Uribe yang pada kepemimpinannya keras menggempur FARC.

Perdamaian diprediksi akan mendapat dukungan mayoritas rakyat Kolombia. Ribuan warga Kolombia turun ke jalan dan merayakan perjanjian damai kedua pihak.

FARC atau Pasukan Bersenjata Revolusi Kolombia adalah gerakan perlawanan Marxist yang lahir di tahun 1964 di tengah kesenjangan sosial-ekonomi di Kolombia.

Mendapat pendanaan dari penjualan kokain dan tebusan penculikan, kelompok ini berkembang dengan 17 ribu tentara di seluruh negeri.

Di saat pemberontakan di Amerika Latin berhasil dikalahkan atau berdamai dengan para pemimpin sayap-kanan, FARC di Kolombia malah semakin kuat.

Uribe pada tahun 2002 didukung Amerika Serikat melancarkan perlawanan besar-besaran terhadap FARC. Banyak pemimpin FARC terbunuh dan jumlah tentara mereka berkurang hingga sekitar 7.000 orang.

Tentara Kolombia dan FARC telah berperang lebih dari 50 tahun dan menewaskan 260 ribu orang, 45 ribu orang hilang dan membuat 6,8 juta kehilangan tempat tinggal. Perang ini juga melibatkan para kartel narkoba dinegara produsen kokain terbesar dunia itu.

Tiga perundingan damai dengan FARC sebelumnya berakhir kegagalan.

Barulah setelah pertempuran besar dari 2006-2009 -Santos saat itu menjabat menteri pertahanan- FARC yang melemah sepakat kembali ke meja perundingan.

Presiden AS Barack Obama dalam percakapan telepon dengan Santos mengucapkan selamat atas perdamaian tersebut.

“Presiden [Obama] menyadari hari bersejarah ini adalah titik penting yang akan menjadi proses panjang implementasi penuh perjanjian damai yang adil dan berkelanjutan, untuk meningkatkan keamanan dan kemakmuran bagi rakyat Kolombia,” kata pernyataan Gedung Putih.

 

(CNN INDONESIA.com)