SALISMA.COM (SC), JAKARTA – Polisi Thailand menemukan dan menjinakkan lima bom yang gagal meledak selama akhir pekan. Penemuan ini menyusul rangkaian bom yang meledak di sejumlah tempat di Thailand pekan lalu, termasuk resor populer.
Kementerian dalam negeri Thailand menyatakan dalam rilisnya bahwa dua perangkat peledak ditemukan terbungkus telepon seluler di sebuah pasar di resor kelas atas di Hua Hin pada Minggu. Tim penjinak bom berhasil menjinakkan bom itu. Polisi setempat menyatakan perangkat itu telah berada di lokasi sejak Rabu (10/8).
Bom lain ditemukan di Phuket pada Minggu dan berhasil dijinakkan, menurut keterangan polisi setempat. Bom itu diatur untuk meledak pukul 03.00 pagi pada Jumat, namun gagal meledak.
Di Phang Nga, dua bom ditemukan pada Sabtu (13/8) di dekat pasar yang terbakar dalam serangan pada Jumat pagi.
“Satu meledak dan dua lainnya tidak,” kata Phakaphong Tavipatana, gubernur Phang Nga, kepada Reuters.
Phakaphong menuturkan polisi berharap menemukan sidik jari pada perangkat yang berhasil dijinakkan itu.
Pelaku serangan pengeboman diduga menargetkan sejumlah tempat di tujuh provinsi Thailand selatan, menggunakan bom serta perangkat yang mampu membakar toko dan pasar.
Polisi menyatakan bahwa mereka telah menangkap satu tersangka serangan bom dan pembakaran pada Kamis (11/8) dan Jumat (12/8) yang menewaskan empat orang dan melukai puluhan lainnya di Hua Hin, Trang, Surat Thani, Phuket, Phangnga, Krabi, Chumphon dan Nakhon Si Thammarat.
Pongsapat mengungkapkan bahwa seorang pria ditangkap dan sedang diinterogasi sehubungan dengan serangan pembakaran terhadap sebuah supermarket di Nakhon Si Thammarat. Polisi meyakini lebih dari satu individu yang terlibat dalam serangan tersebut. Gerakan tersangka lainnya, kata Pongsapat, sedang dipantau.
Serangan itu terjadi hanya beberapa hari setelah rakyat Thailand menerima amandemen konstitusi yang dirancang oleh junta militer melalui referendum.
“Berbagai tindakan ini dilakukan oleh sebuah kelompok di banyak daerah secara bersamaan, mengikuti perintah dari satu orang,” kata Pongsapat Pongcharoen, wakil kepala polisi nasional kepada pada wartawan, Minggu (14/8) tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Hingga kini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan.
Para pengamat menyatakan bahwa publik pasti akan menaruh kecurigaan kepada para penentang referendum ataupun kelompok pemberontak dari provinsi mayoritas Muslim di selatan Thailand.
(CNN INDONESIA.com)