SALISMA.COM (SC), JAKARTA – Seorang suami di Kenya memotong kedua tangan istrinya yang dianggap bersalah karena mereka tidak juga dikarunia anak. Insiden ini mengguncang Kenya dan memicu kecaman dari masyarakat dan pemerintah.
Stephen Ngila menyerang istrinya, Jackline Mwende, dengan parang pada 23 Juli lalu. Dua tangan Mwende putus ditebas, luka menganga juga terlihat di kepalanya. Akibat peristiwa itu, telinga kiri Mwende kini tuli.
Kepada CNN, Kamis (4/8), ayah Mwende mengatakan bahwa Ngila, “mengancam akan membungkam mulutnya selamanya sebelum menyerang dengan parang.”
Polisi dan masyarakat langsung memburu Ngila di malam terjadinya serangan itu. Dia ditahan sehari kemudian setelah muncul di rumah sakit tempat Mwende dirawat.
Ngila menyalahkan Mwende karena tidak juga memiliki anak setelah pernikahan mereka berlangsung selama tujuh tahun.
Namun sebuah rumah sakit di Nairobi yang dikutip Daily Nation mengatakan bahwa Ngila yang memiliki masalah reproduksi, bukan Mwende. Menurut rumah sakit itu, Mwende subur dan bisa memiliki anak.
Peristiwa ini menggemparkan Kenya dan memicu kecaman dari masyarakat dan politisi.
“Sangat menyedihkan hal seperti ini terjadi di masa sekarang. Memiliki anak adalah tanggung jawab bersama. Wanita tanpa anak tetaplah wanita, dan bahkan lebih kuat lagi,” kata anggota parlemen Kenya, Joyce Wanjala Lay.
“Peristiwa ini memuakkan dan jahat. Wanita harus dihormati. Sesederhana itu,” ujar pengguna Twitter di Kenya, Oyunga Pala.
Kondisi Mwende yang saat ini tinggal di rumah ibunya di Machakos mulai membaik. Dia terus didampingi oleh para aktivis perempuan.
Kedutaan Bangladesh di Kenya berjanji membantu ongkos pengobatan Mwende selama tiga bulan. Sementara Lay dan para aktivis akan memberikan dia tangan buatan, tunjangan US$250 per bulan, transportasi selama terapi dan kursus keahlian agar bisa mencari nafkah setelah pulih betul. Pengadilan pertama suaminya Jumat, 5 Agustus 2015.
(CNN INDONESIA.com)