oleh

Kementerian BUMN Ganti Direktur Utama Pindad

SALISMA.COM (SC), JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno menunjuk Abraham Mose menjadi Direktur Utama PT Pindad (Persero), menggantikan Silmy Karim. Abraham sebelumnya menjabat Dirut PT Len Industri (Persero).

Pengangkatan Abraham didasarkan pada SK-169/MBU/08/2016 dan seremoni yang dipimpin Deputi BUMN Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media, Fajar Harry Sampurno, di Jakarta, kemarin.

Usai upacara pengangkatan, Abraham berkata, ia akan mengembangkan prooduk yang tidak termasuk kategori senjata. ” Itu untuk menopang pembiayaan produksi bisnis inti,” ujarnya seperti dilansir Antara.

Menurut Abraham, produk non-militer itu potensial dikembangkan oleh Pindad. Ia menyebut generator motor, klip rel kereta api, mobil listrik dan eskavator sebagai contoh produk baru yang dapat dihasilkan perusahaannya.

“Harus ada subsidi silang. Core bisnis tetap, tapi kemampuan produksi non-militer juga harus ditingkatkan karena peluangnya sangat besar,” kata dia.

Lebih dari itu, Abraham mengatakan, Pindad tetap akan meneruskan target kemandirian industri pertahanan. Peningkatan penguasaan teknologi dan kemampuan sumber daya manusia, kata dia, merupakan dua kunci pemenuhan target tersebut.

“Industri ini masih ketergantungan sehingga harus diperkuat melalui kemitraan dan menerapkan efisiensi,” tuturnya.

Sementara itu, Kementerian BUMN menyebut Silmy Karim sebenarnya telah menghadirkan sejumlah kemajuan bagi Pindad.

“Pak Silmy punya prestasi bagus, membawa kinerja perusahaan ke tingkat yang lebih baik,” ujar Fajar Harry Sampurno.

Kementerian BUMN memilih Silmy menjadi orang nomor satu di Pindad pada Desember 2014. Kala itu, Silmy ditunjuk untuk menggantikan Sudirman Said yang diserahi Presiden Joko Widodo jabatan menteri energi dan sumber daya mineral.

Akhir Juli lalu, usai rapat Komite Kebijakan Industri Pertahanan di Kantor Presiden, Silmy menyebut Pindad baru berkontribusi lima hingga sepuluh persen terhadap pemenuhan alat utama sistem persenjataan TNI.

Itu bisa ditingkatkan lagi, tapi ada pekerjaan rumah bahwa industri pertahanan harus direvitalisasi dan direstrukturisasi,” ujarnya.

Silmy berkata, pada tahun 2015 perusahaannya meningkatkan kontrak kerja sama penjualan senjata hingga 79 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun itu pula, kata dia, produktivitas PT Pindad naik hingga 122 persen.

 

(CNN INDONESIA.com)