oleh

Ritual Kalijodo, dari tahlilan hingga suntik KB PSK biar tak hamil

Salisma.com – Label prostitusi dan dunia malam melekat pada Kalijodo, Jakarta.Kawasan tersebut menjadi salah satu area prostitusi tertua di Jakarta yang berdiri sejak 1960.

Di lokasi itu, terdapat banyak kafe. ada 66 kafe yang berdiri di sana. Semuanya akan diratakan oleh Pemprov DKI pada 29 Februari mendatang.

Namun, di balik rencana penggusuran, ternyata Kalijodo memiliki segudang cerita. Salah satunya soal ritual membuka kafe.

Untuk membuka kafe kali pertama setelah selesai dibangun, warga Kalijodo memiliki ritual menggelar syukuran dengan acara tahlilan. Kegiatan tersebut dilakukan agar kafe nyaman ditempati.

Mereka memanggil kiai atau ustaz untuk memimpin acara syukuran dan tahlilan. Salah seorang kiai atau ustaz yang pernah dimintai tolong adalah Salman (42).

Pria asal Bugis ini mengaku kerap dimintai tolong oleh warga Kalijodo yang masih memiliki ikatan keluarga dengannya. Syukuran dan tahlilan dilakukan di dalam kafe.

Acara itu dihadiri seluruh penghuni kafe termasuk para pekerja seks komersial (PSK). “Karena baru membuka bar baru, mereka (PSK) keluar juga penampilan apa adanya dengan mengaminkan doa saya,” katanya di Kalijodo.

Menurutnya, para PSK turu dengan menggnunakan baju yang agak terbuka alias seksi dari lantai dua dan tiga kafe. Namun dia tak bisa menegur para perempuan itu agar tak berbaju seksi.

“Pada saat saya pimpin doa itu, mereka-mereka (PSK) turun dan saya lihat mukanya sedih mungkin mereka menyesal,” kata Salman.

Salman menjelaskan bahwa kejadian tersebut sudah terjadi beberapa belas tahun yang lalu. Selain memandu doa untuk dibukanya kafe, dia juga sering ditanyai soal hukum Islam oleh para pemilik kafe dan bar.

“Hukum Islam tetap hitam-putih, sebab maksiat tetap maksiat,” ucap Salman menirukan perkataannya waktu itu.

Selain ‘ritual’ membuka kafe, ada juga ‘ritual-ritual’ lain di kawasan itu. Kali ini ‘ritual’ bukan dilakukan oleh seorang kiai atau ustaz, melainkan oleh muncukari dan para PSK, yakni ‘ritual’ suntik KB agar tak hamil.

Para muncikari di Kalijodo memiliki data lengkap PSK yang menjadi ‘anak asuhnya’. Mereka memiliki buku yang berisi data para PSK untuk suntik KB. Tujuannya sudah pasti agar mereka tak hamil.

Dalam buku tersebut, tercatat dengan jelas nama dan tanggal para PSK itu mendapatkan layanan KB. Untuk pil biasanya mereka meminumnya setiap hari. Sedangkan suntik dilakukan sebulan sekali. Lalu untuk spiral hanya ada satu PSK yang menggunakannya.

Kisah tersebut hanya sebagian kecil dari cerita kehidupan di Kalijodo. Pastinya, cerita itu takkan ada lagi ke depan karena Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja (Ahok) sudah berkukuh bakal meratakan Kalijodo 29 Februari mendatang.(merdeka)