SALISMA.COM (SC), SIAK – Selama lima hari ke depan, sekitar 70 orang masyarakat dari tujuh desa yang ada di Kabupaten Siak mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pengendalian Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut) Berbasis Masyarakat, di Aula Pinus Balai Diklat Kehutanan Provinsi Riau, Pekanbaru, Rabu (09/02/2016) kemarin. Mereka berbaur dengan utusan Indragiri Hilir dan Kampar yang masing-masing 10 orang.
Bupati Siak, Syamsuar, jadi salah satu pembicara di Diklat yang ditaja oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB.
Dia mengaku sangat senang Diklat itu digelar. Hal ini akan semakin banyak pengalaman dan ilmu yang didapat oleh warganya. “Sudah 18 tahun Riau selalu didera oleh bencana asap. Ini sangat berdampak bagi manusia dan lingkungan. Manusia kena penyakit, lingkungan rusak. Lantaran itu, penanganan, penanggulangan Karlahut musti jadi tugas kita bersama. Ndak hanya pemerintah, tapi juga masyarakat,” katanya usai pembukaan Diklat.
Di Siak kata Syamsuar, penanganan Karlahut musti lebih baik lagi. Tak berlebihan jika Syamsuar mengatakan seperti itu. Sebab sejak tahun 2014, Pemkab Siak sudah membuat sederet terobosan soal penanganan Karlahut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Siak, Wan Abdul Razak, merinci bahwa Pemkab Siak sudah memetakan mana-mana saja desa di Siak yang berpotensi Karlahut. Hasilnya, ada 71 desa di 14 kecamatan yang ada, berpotensi Karlahut.
Lima orang di tiap desa tadi kemudian dididik untuk penanganan dini Karlahut. Biar kerja mereka berjalan lancar, tiap desa dikasi biaya operasional Rp2 juta perbulan. “Jadi info dini soal potensi Karlahut, kita dapat dari mereka,” katanya.
Selain biaya operasional, tim di masing-masing desa ini juga dibekali peralatan seperti mesin pompa air, slang dan nozzle (penyemprot). Apa yang sudah dilakukan oleh Pemkab Siak ini rupanya dipantau juga oleh Kementerian Dalam Negeri. Alhasil, tahun lalu Pemkab Siak diganjar sebagai daerah terbaik satu se-Indonesia soal penanganan Karlahut.
Di hari Pemadaman Kebakaran yang digelar di Kalimantan Selatan pada tahun lalu, Pemkab Siak kata Wan juga dapat menghargaan. “Bupati Siak didaulat menjadi narasumber di acara itu,” ujarnya.
Meski sudah melakukan banyak hal soal penanganan Karlahut tadi, Syamsuar masih berharap supaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mau membikin blocking canal di sejumlah titik yang ada di Siak. Khususnya di kawasan yang rentan terhadap Karlahut. Penertiban kawasan Cagar Biosfer juga menjadi teramat penting campur tangan pemerintah pusat.(Ar/rls)