Salisma.com, Kampar – Masyarakat Kabupaten Kampar kembali didera bencana banjir. Kali ini banjir datang secara tiba-tiba pada Senin (8/2) siang dan terus berfluktuasi meningkat hingga Selasa (9/2) malam.
Untuk meringankan korban terdampak banjir, PMI Kampar bekerjasama dengan PMI Provinsi Riau melakukan kegiatan evakuasi korban banjir dan penyisiran korban yang memerlukan obat-obatan, membuka tenda evakuasi, membuka dapur umum dan membuka posko kesehatan. Kegiatan dipusatkan di Desa Ranah Air Tiris. PMI Riau dan Kampar menyediakan perahu fiber sebagai alat evakuasi, obat-obatan, tenda evakuasi dan berbagai alat pelayanan kesehatan lainnya.
Ketua PMI Riau Syahril Abu Bakar saat ditemui di posko PMI di desa Ranah pada selasa (9/2) siang menyebutkan bahwa mereka mendapat kabar mendadak malam tadi dari ketua PMI Riau agar membantu perahu fiber, tenda evakuasi dan sejumlah peralatan karena kabupatrn kampar dilanda banjir.
“Karena ini banjir mendadak dan besar maka yang digunakan adalah peralatan evakuasi seperti perahu fiber dan tenda evakuasi untuk menampung warga yang rumahnya terendam. Disamping itu kita juga berjaga dengan menyediakan peralatan kesehatan,” ucap Syahril Abu Bakar.
Ketua PMI Kampar, Drs H Zulher MS, menambahkan bahwa dia mendapatkan informasi sejak senin siang bahwa PLTA Koto Panjang membuka kelima pintu airnya untuk menurunkan ketinggian air sebesar 1,8 meter. Melihat besarnya volume air maka dia dan tim melakukan kontrol situasi. Bahkan dari sore hingga pagi selasa sangat banyak dia mendapat laporan masyarakat bahwa rumah mereka terendam banjir.
“Melihat potensi banjir yang besar maka kita pada senin malam menghubungi PMI Riau untuk menurunkan beberapa peralatan seperti perahu fiber, tenda besar dan peralatan medis. Karena jujur kami tidak memiliki peralatan tersebut. Untuk itu, kita berharap bantuan yang kita turunkan ini dapat membantu masyarakat oada musibah banjir ini,” tambah Zulher.
Zulher juga menyebutkan bahwa perahu fiber akan diupayakan untuk terus di standby-kan di kabupaten kampar untuk menyisir korban banjir di sepanjang sungai kampar terutama dari wilayah bangkinang hingga ke Danau Bingkuang.
Andi (40) saat ditemui di lokasi tenda evakuasi menyatakan bahwa bantuan dari PMI ini sangat membantu dalam proses evakuasi warga. Dia menyebutkan bahwa umumnya warga kampar terkejut dengan kejadian banjir ini. Dan dia berharap agar banjir ini cepat selesai.
Diperkirakan banjir ini adalah banjir terbesar semenjak tahun 1978 atau sebelum PLTA Koto Panjang dibuat. Dan menurut kabar PLTA Koto Panjang akan kembali membuka pintu air untuk menurunkan debit air sebanyak 2 meter.(Yn)