Salisma.com – Belasan warga Boyolali dikabarkan menghilang. Mereka yang berasal dari 6 keluarga tersebut rela menjual rumah dan asetnya dan kemudian pergi meninggalkan kampung halaman Dukuh Jrobog, Desa Gunungsari, Kecamatan Wonosegaran, Boyolali tanpa pamit. Sejumlah tetangga mengatakan mereka ikut organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
“Ada 14 warga dari 6 keluarga yang pergi secara diam-diam. Mereka pergi tanggal 21 Agustus 2015 tanpa pamit keluarga maupun tetangga,” ujar Jaswadi, Kepala Desa Gunungsari, Rabu (20/1).
Menurut Jaswadi, salah satu keluarga yang pergi bernama Rusmin (40). Dia membawa serta anak, istri dan ibu mertuanya. Rumahnya saat ini ditempati anaknya bernama Rosidah dan suaminya Muhammad Syafe’i yang semula merantau.
“Mereka yang pergi dari keluarga Rusmin, istrinya bernama Sriwanti (38), Rosyidin (16) anaknya, dan ibu mertua bernama Rohmi,” jelas Jaswadi.
Nardi, adik kandung Rusmin menambahkan, beberapa hari lalu telepon genggam kakaknya masih bisa dihubungi. Namun saat ini tak aktif lagi.
Keluarga lainnya yang ikut pergi, kata Jaswadi adalah keluarga Abdurrahman. Rumahnya saat ini dalam keadaan kosong dan bahkan sudah dijual. Jaswadi mengatakan, Abdurrahman merupakan orang pertama yang mengajarkan aliran Gafatar di Jrobog, Gunungsari.
“Sebelum ada pemberitaan tentang Gafatar di media, kelompok Abdurrahman memang sering mengadakan pertemuan. Mereka membujuk warga untuk masuk dalam kelompoknya. Banyak warga yang menolak, dan akhirnya hanya berhasil mempengaruhi 14 warga kami itu,” pungkasnya. (merdeka.com)