oleh

Tiga  Jenis Makanan Haram yang Harus Dipahami oleh Ummat Islam, Waspadalah!

 

SALISMA.COM – Pekanbaru. Sabda Nabi Muhammad SAW memang sampaikanlah kebenaran itu walaupun hanya satu ayat. Namun ternyata, kalau seseorang menafsiran maksud tafsiran satu ayat, berhenti sampai di situ, tanpa membaca satu konteks yang utuh pada ayat selanjutnya bagaimana?

Contohnya saja ayat tentang puasa pada surat Al Baqoroh ayat 183. Di situ ditegaskan bagaimana anjuran kaum mukminin berpuasa, meraih derajad taqwa. Harusnya dibaca hingga ayat 188.

Adapun bunyi ayat 188 (QS:2) Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.

“Hal itu dilakukan agar pemahaman konteks puasanya tidak terputus”, yakin Ustad Marabona, Ketua PD DMI Kota Pekanbaru pada kajian Ahad subuh 11 April 2021.

korma annajwa, jenis korma yang sering dikonsumsi nabi Muhammad SAW

Materi disampaikan di masjid An Najah jalan Sakuntala, Harapan Raya, Pekanbaru. Pasca launching Gerakan Subuh Mengaji Jumat lalu, ghiroh kajian subuh pun terus digalakkan oleh Dewan Masjid  kota Pekanbaru. Tidak saja di Masjid An Najah, namun juga diselenggarakan di masji-masjid lainnya.

DR Marabona pun kembali menjelaskan kalau kajian puasa (dalam Al Quran) mulai mengatur puasa di bulan Ramadhan, puasa dalam perjalanan yang jauh, puasa untuk orang yang uzhur, senggama dalam puasa, derajat puasa, hingga mengkaji masalah ekonomi, pada ayat 188, yakin ustad asal Padang Sidempuan itu.

“Nah, karena ini momen kita menyambut bulan suci Ramadhan, maka jagalah bagaimana makanan yang masuk dalam tubuh kita, melalui mulut dan kerongkongan. Jangan sampai makanan yang kita makan itu haram”, yakin Marabona.

Kata ustad yang berdialeg Sidempuan ini lagi, jenis keharaman makanan yang kita makan ternyata ada 3 jenis.

Pertama; makanan yang sifatnya haram dari zatnya. Seperti daging babi, bangkai, dan darah.

Kedua; makanan yang sifatnya haram dari prosesnya. Seperti menyembelih hewan dengan tidak menyebut Nama Alloh SWT.

Ketiga; makanan yang sifatnya haram dari administrasinya. Hewan yang dimakan merupakan hasil curian.

“Jadi 3 jenis makanan ini harus benar-benar dipahami dan disiasati kehalalannya. Agar umat islam tak tersesat. Apalagi menghadapi bulan puasa, kehahalan makanan sangat  diperhatikan oleh Alloh SWT, nabi, dan ulama”, yakin Marabona.

Semoga kita tidak termasuk orang gegabah dalam memilih kehalalan makanan, Baik untuk diri sendiri, kaum muslimin, bahkan anak-anak sebagai generasi muda pembela agama Alloh SWT.***