oleh

Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Foto Makanan

JAKARTA, SALISMA.COM (SC) – Pada dasarnya, tak hanya toko fisik yang perlu dipercantik agar menarik perhatian para pembeli. Di masa pandemi di mana para pembeli mulai beralih ke penjualan daring, fotografer produk makanan Yamayam Semarang, Wibhi Pratama, mengatakan, penjualan produk secara daring yang telah efektif sejak dahulu sebelum pandemi, semakin kuat setelah pandemi melanda.

Namun, tak dimungkiri, masih banyak orang yang membutuhkan pengalaman makan di restoran. Meskipun penjualan secara daring masih tetap dilakukan.

“Masing-masing baik berjualan secara daring atau mendatangi offline store memiliki plus minus. Jika daring bisa lebih kuat promosinya, tapi kita tidak memiliki ruang untuk show off. Kalau mengundang tamu ke store langsung kita lebih bangga,” tutur Wibhi kepada Republika, pekan lalu.

Meskipun demikian, kebanyakan toko luring pun masuk pasar daring. Toko daring, kata dia,  lebih efektif dalam menyasar pembeli. Toko daring pun disarankannya harus memiliki perencanaan pembuatan toko luring. “Tapi itu semua kembali ke modal dan kreativitas masing-masing pengusaha,” jelas dia.

Sebagai pemoto produk makanan ayam olahan Yamayam Semarang, dia menjelaskan beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam sebuah foto produk makanan. Pertama adalah tema dari foto.

Tema, kata lulusan arsitek Universitas Diponegoro ini dapat membentuk cerita dari satu pigura tersebut. Tema-tema itu bisa tema classy atau berkelas, tema berantakan, atau tema abstrak. Dalam mencari tema, kata dia, tidak ada salahnya mencari referensi dari berbagai media.

Kedua, adalah komposisi foto yang baik. Dalam pemotretan foto produk makanan, perlu diatur mengenai proporsi penataan letak makanan utama, dan peralatan tambahan seperti piring, teko, bumbu dapur, dan lain-lain.

Ketiga adalah pemilihan latar belakang foto dan warna. “Menurut pengalaman kami, memakai background dengan warna-warna netral cenderung lebih menarik, karena makanan itu sendiri sudah memiliki warna yg beraneka ragam,” jelas Wibhi.

Pemilihan latar belakang dan warna bertujuan agar orang yang melihat tidak salah fokus terhadap apa yang ditampilkan dalam foto. Kita bisa memilih latar kain putih atau meja secara apa adanya, yang lebih aman dan menonjolkan makanan tersebut.

Dan yang keempat adalah proses mengedit foto. Proses ini, menurutnya sangat penting. Sebab, foto produk makanan bisa lebih hidup, selama itu tidak menipu.

“Jangan sampai editing malah mengubah warna makanan atau hal lain yang tidak sesuai karena dapat mengecewakan ekspektasi konsumen atau calon konsumen,” jelas dia yang dilansir dari Republika.co.id.

Wibhi berpendapat, dalam memfoto sebuah produk makanan kita perlu membuat foto yang dapat bercerita, mendeskripsikan, dan dapat menarik orang untuk mencoba dan membeli hanya dengan satu foto saja. Menurutnya, ada tiga hal yang biasanya butuh dilihat konsumen dan calon konsumen dalam melihat foto produk makanan.

Pertama adalah bentuk makanan itu sendiri. Jika makanan berbentuk bulat, maka sediakan foto yang benar-benar memperlihatkan makanan tersebut berbentuk bulat.

Kedua adalah ukuran makanan atau skala. “Foto harus bisa mendeskripsikan ukuran dari makanan tersebut, biasanya kami memberikan perbandingan dengan pelengkap lain agar dapat mendeskripsikan ukuran,” jelas dia.

Hal yang terakhir adalah tekstur makanan. Foto produk makanan, kata Wibhi, harus dapat mendeskripsikan tekstur dari makanan, apakah lembut, crispy, juicy, menyegarkan, dan lain-lain. (mil)