oleh

HIPMI Jajaki Peluang Hilir Migas

JAKARTA, SALISMA.COM (SC) – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) terus berupaya mencari terobosan agar sektor hilir migas tidak hanya dapat memberikan manfaat pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga dapat menggerakkan dunia usaha sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Salah satu upaya yang dilakukan BPH Migas adalah dengan menggandeng Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) agar para pengusaha lebih tertarik lagi untuk melakukan investasi di bidang hilir migas. Hal ini merupakan langkah yang tepat mengingat HIPMI adalah organisasi yang menaungi para pengusaha muda Indonesia yang bergerak di bidang perekonomian.

Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI Anggawira mengatakan, keberadaan HIPMI tidak hanya sampai provinsi, namun sampai dengan kabupaten/kota sehingga memungkinkan untuk membantu atau bekerjasama dengan BPH Migas sampai dengan tingkat daerah. HIPMI bukan hanya di pusat, tetapi juga daerah banyak pengusaha mencari peluang bisnis.

“Jumlah vendor di industri hilir migas belum cukup memadai hanya terdapat 8.000 dari ratusan ribu kebutuhan/opportunity yang tersedia, sedangkan untuk vendor yang bermain di infrastruktur hulu sangat banyak,” ujar Anggawira, dalam keterangan tertulisnya.

Menurutnya, Indonesia saat ini tergantung LPG dan BBM impor, harus ada solusi untuk energi masa depan. Potensi gas bumi yang relatif banyak, oleh karena itu penting distribusi mulai sumber sampai titik pengguna, baik untuk industri maupun untuk jaringan gas (jargas) rumah tangga, apartemen dan sebagainya yang ujungnya untuk membantu peningkatan energi.

“Pembangunan infrastruktur storage tank saat ini tidak dapat memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan, hanya bisa mensupplai 7 juta. Oleh karena itu, ada peluang untuk bisa memaksimalkan pengusaha agar bisa terjun ke usaha hilir migas,” ucapnya.

Semangat pemerintah untuk kerja sama dengan HIPMI disambut baik. Yang penting pasokan gas dari mana sumbernya dan lewat mana. Secara prinsip, HIPMI dan BPH Migas siap tindak lanjut dengan MoU, sekaligus nanti mendetailkan sektor-sektor yang bisa dikerjasamakan.

“Potensi bisnis sekaligus kontribusi swasta terhadap distribusi migas melalui pipa masih perlu didukung oleh BPH Migas, mengingat sering kali terjadi hambatan berkaitan dengan hak guna lahan antara pemilik properti dengan vendor gas, juga berkaitan dengan andil pertamina dalam bisnis tabung gas, perlu ditilik lebih komprehensif untuk hal ini,” ungkapnya.

Anggawira menyarankan, alternatif solusi pemberdayaan dan pelatihan pengusaha UMKM melalui roadshow komprehensif, terintegrasi dan berkelanjutan dengan harapan akan dihasilkan database vendor baru, pemahaman industri hilir migas. Dengan adanya MoU dan kontrak langsung dengan melibatkan regulator daerah, perusahaan swasta daerah maupun nasional dan BUMN.

“HIPMI mengharapkan hal ini tidak hanya konsepsi, namun menjadi implementasi,” tuturnya.

Sekretaris BPH Migas Bambang Utoro menyatakan, setuju dengan bersinergi dan berkolaborasi dengan HIPMI dalam hal distribusi migas demi kemandirian ketahanan energi di setiap daerah. BPH Migas akan memberikan skema daerah dan HIPMI diharapkan dapat menyeleksi dan mendorong vendor-vendor terbaik.

“Saat ini yang menarik di sektor hilir migas bagi pengusaha adalah dibukanya peluang investasi dengan konsesi 30 tahun untuk pembangunan jaringan transmisi maupun distribusi gas. Selain pengusahaan pipa transmisi, peluang usaha yang bisa diambil HIPMI adalah jaringan gas untuk rumah tangga dan pelanggan kecil,” ujar Bambang.

Bambang mengapresiasi dengan mengusulkan tindak lanjut, dengan HIPMI sebagai wadah pengusaha sementara BPH Migas regulator, maka penting sesi khusus ataupun Expo untuk mengundang pengusaha-pengusaha migas untuk berinvestasi. Untuk peningkatan energi dalam negeri memang harus sinkron dan sinergi.

“Tugas BPH Migas untuk BBM lebih untuk yang moveble, karena itu sinergi dengan HIPMI strategis, baik infrastruktur maupun user, keuntungan jangka panjang terkait investasi. Karena itu, harus matching antara suplay dan demand yang tidak bersamaan tempatnya, karena itu penting infrastruktur LNG ingin kita kembangkan, sementara ini hanya ada floating di pantai. Karena itu, penting keberadaan HIPMI. Kita akan lakukan MoU untuk bantu menjembatani dan membuat sinergitas lebih baik,” ucapnya. (mil/bpc)