BANGKOK, SALISMA.COM (SC) – Thailand berencana membebaskan turis dari karantina di pantai yang sangat populer, Phuket. Keuangan negeri gajah putih itu butuh pertolongan.
Thailand menutup perbatasan untuk membendung virus Corona. Tapi, langkah itu membuat sumber cuan utama, pariwisata, tertutup.
Dikutip dari Detik.com, Pandemi virus Corona telah membuat finansial Thailand menunjukkan kinerja terburuk sejak krisis moneter Asia 1997. Situasi itu berdampak signifikan di seluruh sektor jasa negara itu, mulai dari hiburan, ritel, hotel, dan restoran.
Otoritas Pariwisata Thailand mengumumkan bahwa Phuket bakal menjadi percontohan sistem baru itu. Syaratnya, turis asing yang masuk ke Phuket telah divaksin Covid-19.
Yuthasak Supasorn, gubernur Otoritas Pariwisata Thailand, mengatakan “model kotak pasir Phuket” direncanakan mulai Juli.
Pengunjung asing harus memiliki dua dosis vaksin Covid-19, sertifikat yang menandakan hasil tes negatif, dan mengunduh aplikasi pelacakan seluler.
Pangkas Karantina
Yuthasak sekaligus menyebut enam kota yang bergantung kepada pariwisata bakal dijajal untuk penerapan karantina yang lebih singkat, dari 14 hari menjadi tujuh hari. Enam kota itu termasuk resor Pantai Krabi, Ko Samui, dan Pattaya.
Selain pemangkasan durasi karantina, turis bisa beraktivitas di sekitar hotel. Sebelumnya, turis wajib tinggal di dalam hotel selama dua pekan penuh.
Rencana itu belum final dan masih membutuhkan persetujuan akhir dari pemerintah.
Wacana itu diusulkan setelah Thailand tidak memenuhi target jumlah wisatawan pada 2020. Dari target 40 juta wisatawan pada tahun 2020, hanya 6,7 juta yang traveling ke Thailand tahun lalu.
Di sisi kesehatan, keputusan Thailand untuk menutup perbatasan secara ketat memang terlihat hasilnya. Thailand melaporkan cuma ada 28.500 kasus Covid-19 dalam populasi 70 juta. (mil)