JAKARTA, SALISMA.COM (SC) – “Saatnya buka suara untuk Bumi,” begitulah pernyataan yang secara konstan muncul dalam kampanye global Earth Hour 2021. Peringatan ini, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, secara simbolis dilakukan dengan mematikan lampu dan peralatan elektronik tidak terpakai selama satu jam setiap minggu ke-3 Maret.
Tahun ini, peringatannya jatuh pada Sabtu, 27 Maret 2021 dengan seruan mematikan lampu, serta peralatan elektronik tidak terpakai pada pukul 20.30–21.30 waktu setempat. Indonesia sendiri ambil bagian dalam aksi pemantik penerbangan gaya hidup ramah lingkungan tersebut.
Bertajuk “Unity in Biodiversity,” perayaan kampanye Earth Hour ke-13 di Indonesia akan diselenggarakan secara hybrid. Jadi, selain virtual, perayaan tatap muka dilakukan dengan segala pembatasan yang berpusat di Bandung, Jawa Barat, bekerja sama dengan pemerintah provinsi (pemrov) setempat.
“Di Bandung, hanya akan 30 orang di lokasi. Itu pun tetap menerapkan protokol kesehatan. Sebelum masuk ke ruangan, kami nantinya akan melakukan rapid test antigen dulu,” kata Arsellia Dwi Handayani, Koordinator Earth Hour Indonesia, dalam jumpa pers daring seperti yang dikutip dari Liputan6.com, Kamis, (25/3/2021).
Berlangsung sejak pukul 15.30 WIB, rangkaian acaranya terdiri dari berbagai agenda. “Dimulai dengan dongeng keanekaragaman hayati. Kemudian lomba cerdas cermat SMP tingkat nasional tentang keberagaman hayati,” sambung Arsell.
Rangkaian acara Earth Hour 2021 kemudian berlangsung dengan hitung mundur aksi mematikan lampu dan peralatan elektronik tidak terpakai di wilayah Indonesia bagian timur. “Akan ada penampilan juga dari para duta Earth Hour Indonesia, seperti Ipang Lazuardi, sampai akhirnya switch off untuk WIB dan nantinya ada live report,” tuturnya.
Perpanjangan Tangan Semangat Earth Hour
COO Yayasan WWF Indonesia, Lukas Laksono Adhyakso, menyambung bahwa tema Earth Hour tahun ini merupakan perpanjangan tangan dari semangat perayaan tersebut, bahwa “penting melindungi keberagaman hayati sebagai warisan Indonesia yang tidak tergantikan.”
Momen ini, sambung Lukas, juga bisa digunakan untuk mencari tahu tentang pemanfaatan sumber daya lebih berkelanjutan, serta merefleksi berbagai hal yang bisa disumbangkan pada alam.
Najelaa Shihab, seorang pakar pendidikan, menuturkan bahwa butuh banyak kontribusi untuk merasa Bumi dan pendidikan adalah tanggung jawab bersama. “Karenanya, mari melakukan aksi bersama pada Earth Hour 2021,” ucap pendiri sekolah Cikal tersebut.
Narasi serupa juga diucapkan Prima Mayaningtias, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat yang mengajak pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk turut serta berkontribusi dalam menjaga lingkungan hidup.
Ipang Lazuardi, musisi, sekaligus Duta Earth Hour Indonesia mengatakan bahwa keterlibatan dalam menjaga keberlangsungan Bumi dimulai tak lain dari diri sendiri. “Internal dulu, kemudian ke keluarga, mungkin nantinya bisa sampai ke tetangga,” tuturnya. (mil)