oleh

Buktikan Penyebab Kematian Ikan di Kanal PT RAPP, Nyali DLH dan Diskan Pelalawan Diuji

PEKANBARU, SALISMA.COM (SC) – Nyali Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perikanan Kabupaten Pelalawan, saat ini diuji untuk membuktikan penyebab kematian ikan di kanal pembuangan limbah PT RAPP yang sudah berulang kali terjadi. Pasalnya, masyarakat mengaku sudah kecewa terhadap instansi tersebut.

Seperti halnya yang disampaikan dua tokoh masyarakat di Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, ketika ditemui Bertuahpos.com, Rabu 24 Maret 2021.

Abdul Rahman K, Ketua Pemuda sekaligus Ketua Karang Taruna Desa Sering, Kabupaten Pelalawan, misalnya, mengatakan, setiap kali masyarakat Desa Sering, Kabupaten Pelalawan, berontak akibat ikan mati di kanal pembuangan limbah PT RAPP, pihak Dinas Lingkungan Hidup selalu mengambil sampel. Tapi hasilnya tak ada.

“Kami sudah kecewa dengan Dinas Lingkungan Hidup, setiap kali ikan mati di kanal itu, mereka selalu mengambil sampel. Tapi sampai sekarang tak tahu apa hasilnya, tak ada diberItahukan ke masyarakat. Sementara ikan mati yang meresahkan masyarakat terus berulang,” ujar Abdul Rahman K.

Termasuk pada kasus kematian ratusan ikan yang terjadi sejak Selasa 23 Maret 2021 kemarin, pihak DLH dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan juga mengambil sampel.

Hal ini juga diungkapkan oleh Rini, Ketua Kelompok Nelayan Desa Sering, Kabupaten Pelalawan. “Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perikanan tadi juga mengambil sampel.

Tapi kami tak peduli do, karena hasilnya tidak jelas. Yang penting bagi kami PT RAPP bertanggungjawab atau tidak. Jangan nak mengelak lagi, jelas ikannya mati di kanal limbah PT RAPP, ngapo di kanal PT lain tak ado yang mati,” ujar Rini, dengan logat daerahnya dengan berapi-api.

Terkait hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap dua dinas tersebut, Kadis Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan, Tengku Wahduddin, yang ditemui bertuahpos.com secara terpisah mengatakan, pihaknya akan transparan memgungkap penyebab kematian ikan di kanal limbah PT RAPP tersebut.

Dikatakan Tengku Wahduddin, terkait matinya ratusan ikan di kanal pembuangan limbah PT RAPP, sejak Selasa 23 Maret 2021, telah dilakukan pertemuan antara masyarakat Desa Sering dengan pihak PT RAPP, yang dimediasi pihak kepolisian. Di antara butir kesepakatan, DLH dan Dinas Perikanan diminta untuk melakukan uji sampel.

“Dari Dinas Lingkungan Hidup mengambil sampel air, sementara kami dari Dinas Perikanan mengambil sampel ikan. Ketika kami turun ke lokasi, kami masih menemukan ikan-ikan yang mati dan kami ambil untuk di uji di laboratorium milik Universitas Riau. Selain ikan yang mati, kami juga menemukan ikan yang masih hidup, tetapi sudah mabuk, yang kami perkirakan tidak akan survive lagi, sehingga juga kami ambil untuk sampel,” ujarnya.

Sesuai SOP lanjutnya, hasilnya akan diketahui dalam waktu 14 hari ke depan. Ia berharap dari hasil laboratorium nanti dapat diketahui penyebab kematian ikan tersebut. (mil/bpc)