SALISMA.COM (SC) – Ini akan jadi sejarah, jika benar Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono [SBY] berdemo ke Istana negara, sebagai bentuk protes atas sikap Presiden Joko Widodo [Jokowi] yang dianggap SBY telah mengabaikan demokrasi.
Pengurus DPP Partai Demokrat Andi Arief mengklaim langkah itu bisa saja diambil SBY, sebab SBY menilai bahwa Jokowi selama ini telah mengabaikan demokrasi, dan membiarkan itu berlangsung sampai saat ini.
“Soal etika hargai mantan Presiden (SBY) yang lakukan kebenaran juga beku hatinya. Jangan salahkan jika mantan Presiden demonstrasi di Istana dengan standar prokes,” kata Andi lewat akun Twitter @AndiArief_ID, Jumat, 5 Maret 2021.
Dia menambahkan, pemerintahan Jokowi telah membiarkan KLB Demokrat ilegal terjadi. Padahal, Jokowi punya kuasa untuk bertindak mencegah kegiatan itu. Dia menegaskan KLB Demokrat bukan sekadar urusan internal partai. Andi menyebut kejadian ini sebagai tanda matinya demokrasi Indonesia.
“Pak Jokowi harusnya bisa bertindak, terlalu lembek bela demokrasi,” cuit Andi.
Mengutip CNNIndonesia.com, sejumlah kader dan eks kader Demokrat menggelar KLB Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, hari ini, Jumat, 5 Maret 2021. KLB ini buntut dari membelotnya sejumlah kader dari kepemimpinan AHY.
Jauh sebelum hari ini, elite Demokrat sudah menyatakan ada gerakan kudeta di Demokrat. Bahkan, mereka menyebut manuver itu ditunggangi Kepala Staf Presiden Moeldoko.
Mantan kader Partai Demokrat Darmizal menyatakan KLB itu akan dihadiri sekitar 1.200 orang yang berasal dari pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat di seluruh Indonesia. (mil/bpc)