SALISMA.COM – Platform berbasis dompet kripto milik National Basketball Association (NBA) bernama NBA Top Shot tengah naik daun. Top Shot memungkinkan orang untuk menjual, membeli, dan memperdagangkan video pemain NBA berlisensi resmi.
Dikutip dari CNBC, Senin (1/3/2021) Top Shot telah menghasilkan lebih dari US$ 230 juta setara Rp 3 triliun (kurs Rp 14.240). Platform itu tidak dibangun sendirian, NBA bermitra dengan Dapper Labs, produsen game Crypto Kitties, untuk membuat versinya dari aset digital yang dapat dikoleksi.
NBA Top Shot di sini sebagai token non-fungible (NFT). Setiap barang koleksi terikat ke blockchain atau buku besar digital yang mirip dengan blockchain yang digunakan bitcoin. Ini secara efektif memberi setiap NFT sertifikat keaslian yang unik dan tidak dapat diretas.
Jadi, meskipun seseorang membuat salinan video sorotan (highlight) yang sempurna, video itu akan langsung dikenali sebagai video palsu. NBA melisensikan reel ke Dapper Laps, yang mendigitalkan rekaman, membuat jumlah terbatas untuk menciptakan kelangkaan. Beberapa NFT menonjolkan sorotan dalam berbagai sudut dan karya seni digital.
Dapper memperoleh pendapatan melalui biaya yang diperoleh dari transaksi peer-to-peer dan melepaskan paket NFT baru. Kini NBA Top Shot menjadi sumber pendapatan baru bagi NBA. Bahkan sudah terjual habis, seperti highlight LeBron James dijual seharga US$ 200.000.
Awal bulan ini, Dapper telah mengumpulkan US$ 250 juta dan sekarang nilai perusahaannya mencapai US$ 2 miliar berkat popularitas Top Shot. Dengan dana tersebut, Dapper akan terus memperluas blockchainnya yang disebut Flow
Seperti dikutip dari detikcom, salah satu pencipta Top Shot, Tedman mengatakan sekarang memiliki sekitar 350.000 pengguna terdaftar dan mengklaim bahwa Flow dapat menangani kapasitas pasar bernilai tinggi dengan lebih baik.
“Ini memungkinkan kami mencapai skala yang belum dimiliki proyek blockchain lain,” kata Tedman.
Tedman mengatakan perusahaan berencana merilis 5.000 paket sorotan (highlight) baru minggu ini sebagai uji stres untuk Flow, dan 90.000 orang diketahui telah mengantre untuk membeli.
“Mereka datang, mengumpulkan apa yang mereka anggap sebagai koleksi yang bagus, lalu akan dijual atau beli,” kata Tedman. (mg1/detikcom)