SALISMA.COM (SC) – Politisi PDIP Andreas Hugo Pareira menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak menjawab surat dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono adalah sikap yang tepat. Sebelumnya diketahui Menteri Sekretariat Negara Pratikno mengakui telah menerima surat dari AHY.
“Jawaban presiden melalui Mensesneg atas pertanyaan Ketum PD AHY atas pertanyaan keterlibatan Moeldoko dalam kasus upaya meng-KLB kan Partai Demokrat, adalah sangat tepat,” kata Andreas dalam pesan singkat, Sabtu (6/2).
Dikutip dari Merdeka.com, Dia mengatakan melalui Pratikno hal tersebut sudah terjawab urusan Kongres Luar Biasa (KLB) adalah urusan internal partai.
Sehingga dengan hal tersebut Andreas menilai PD gagal untuk menarik opini bahwa pemerintah Jokowi melakukan praktik politik ontervensi.
“Sehingga dengan jawaban tersebut gagallah upaya PD untuk menarik-narik seolah-olah pemerintahan Jokowi mempraktikkan politik intervensi pemerintah pada Parpol sebagaimana upaya ‘framing opini’ Jokowi mempraktikkan politik intervensi Orde Baru pada kasus PD yang dikembangkan oleh Andi Malarangeng dalam beberapa diskusi di media elektronik,” kata Andreas.
Dia mengatakan dari kasus tersebut terdapat beberapa pelajaran yang bisa diambil. Pertama kata dia urusan internal parpol seharusnya jangan di bawa ke ruang publik.
“Tidak ada manfaatnya, justru hanya mencerminkan kerapuhan kepemimpinan internal parpol. Kedua, framing opini yang di luar konteks, tampaknya tidak laku lagi menjadi jualan politik,” ungkap dia.
Dia menilai masyarakat dan media semakin kritis, sehingga menempatkan framing opini seperti halnya mensejajarkan Pemerintah Jokowi dan rezim Orde Baru. Andreas pun merasa aneh dan menilai hal tersebut tidak masuk di akal publik.
Tidak hanya itu masyarakat juga berharap parpol lebih profesional. Sehingga siapapun atau apapun parpolnya dapat mengelola partainya sendiri.
“Kedepan pandai-pandailah mengelola rumah tangga masing-masing sehingga energi bangsa bisa lebih terkonsentrasi menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa yang lebih besar yang sedang dihadapi,” beber Andreas. (mil)