SALISMA.COM – “OJK akan terus bekerjasama dan berkoordinasi dengan seluruh stakeholders di Pasar Modal Indonesia, yaitu pemerintah, Lembaga Jasa Keuangan, SRO dan Asosiasi, serta pelaku industri lainnya yang memiliki peran penting dalam pemenuhan prasyarat menuju Indonesia maju,” ujar Hoesen Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen, dalam sambutan pembukaan acara Pengembangan Pasar Modal Indonesia – Apresiasi untuk Negeri, di Jakarta, Senin 14 2020.
Hoesen menjelaskan OJK akan kembali mengeluarkan kebijakan stimulus untuk menjaga stabilitas Pasar Modal Indonesia dalam rangka mengurangi dampak pandemic. Ia sangat mengapresiasi upaya Literasi dan Inklusi Pasar Modal Indonesia yang inklusif yang dilakukan BEI dengan pendirian 30 Kantor Perwakilan (KP) BEI dan 500 GI BEI di seluruh Indonesia.
BEI menyelenggarakan acara Pengembangan Pasar Modal Indonesia–Apresiasi untuk Negeri ini merupakan rangkaian Peresmian Galeri Investasi BEI ke-500 dan Penghargaan Galeri Investasi (GI) BEI Terbaik 2020. Acara juga dihadiri, Manajemen Self-Regulatory Organization (SRO), yaitu BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), anggota bursa, Pengelola GI BEI, dan wartawan pasar modal.
Yang terpenting, kata Hoesen lagi, kerja sama dan koordinasi tersebut antara lain,
Pertama: membangun dan menyediakan infrastruktur baik dan berkualitas, seperti channel distribusi informasi pasar modal yang solid antara 30 KP BEI dan 500 GI BEI.
Kedua: membangun SDM yang memiliki literasi finansial dan literasi pasar modal yang baik, terlatih, serta memiliki optimisme sekaligus keterlibatan langsung atas peningkatan perekonomian melalui pasar modal.
Ketiga: perlu dilanjutkan pengembangan berkelanjutan dan inovasi visioner dengan memanfaatkan teknologi pengembangan pasar modal yang selama ini justru terdorong oleh pandemi. Pengembangan tersebut antara lain di berbagai fitur dan layanan ‘mesin perdagangan’ BEI, media interface investor yaitu aplikasi online trading milik anggota bursa, serta edukasi masif melalui media sosial, influencer, komunitas, dan kelas-kelas Sekolah Pasar Modal (SPM) yang dilaksanakan daring.
“Terbukti bahwa stabilitas dan kekuatan Pasar Modal Indonesia hanya bisa terwujud jika investor domestik, terutama ritel, bangkit menjadi tuan rumah di negeri sendiri yang terefleksi dari berbagai data pencapaian tahun ini,” lanjut Hoesen.
Sementara Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dalam sambutannya menyampaikan:
Pertama: acara ini merupakan wujud penghargaan BEI atas peran seluruh stakeholders yang menjadi mitra sekaligus ujung tombak edukasi Pasar Modal Indonesia di masyarakat.
Kedua: peran tersebut menciptakan generasi melek investasi, serta mendorong Pasar Modal Indonesia yang lebih berintegritas dan mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Ketiga: Berdasarkan data BEI Januari sampai November 2020, dari sisi edukasi kepada calon investor dan investor, terdapat 6.571 aktivitas edukasi yang telah dijalankan dengan jumlah peserta lebih dari satu juta orang dan 54.800 pembukaan rekening efek. Dari total tersebut, 88 persen atau sekitar 5.000 aktivitas edukasi memanfaatkan sarana digital dengan jumlah peserta lebih dari 950.000 orang.
“Sebagai hasil kegiatan edukasi yang gencar tersebut, tahun 2020 ditandai berbagai pencapaian signifikan pada peningkatan jumlah Single Investor Identification (SID), baik saham maupun SID pasar modal, peningkatan jumlah investor yang aktif bertransaksi, peningkatan aktifitas investor domestik ritel dari sisi frekuensi dan nilai transaksi. Bahkan kepemilikan saham yang tahun ini sudah didominasi oleh investor domestik”, ujar Inarno.
Katanya, pencapaian ini tidak luput dari peran penting GI BEI yang pro-aktif menyebarluaskan informasi pasar modal ke seluruh daerah di Indonesia. “Untuk itu, kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas kerja keras Galeri Investasi BEI di seluruh Indonesia,” kata Inarno.***(diolah dari bahan rilis BEI Jakarta)