PEKANBARU – Hari ini, Sabtu (7/9/2019), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mencatat 154 titik panas dan sebagian dengan tingkat kepercayaan di atas 70 % atau mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Bahkan Karhutla yang melanda sejumlah kabupaten dan kota di Riau serta beberapa provinsi tetangga di pulau Sumatera, menyebabkan kualitas udara di Pekanbaru, ibukota Riau, terus memburuk.
Pagi ini jarak pandang di Kota Pekanbaru hanya berkisar 1.200 meter. Kondisi ini merupakan salah satu yang terburuk sepanjang tahun 2019. Dilansir dari laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), terlihat jika kualitas udara Pekanbaru dalam status sangat tidak sehat.
Secara keseluruhan, Riau memang menjadi salah satu penyumbang titik panas terbesar di Pulau Sumatera. Berdasarkan citra satelit Terra dan Aqua, total ada 448 titik di seluruh pulau Andalas yang berbatasan dengan Negeri Jiran Malaysia serta Singapura.
Menurut analis BMKG Stasiun Pekanbaru Ahmad Agus Widodo di Pekanbaru, tiga kabupaten di Riau mengalami kebakaran terparah yakni Pelalawan 60 titik, Indragiri Hulu 42 titik serta Indragiri Hilir 34 titik panas.
Selain itu, titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen itu juga menyebar di Bengkalis tiga titik, Meranti enam titik, Kampar dua titik, Kuansing lima titik serta Rokan Hilir dua titik panas.
Titik api merupakan indikasi kuat terjadinya kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen hingga 100 persen, yang artinya indikasi kebakaran cukup kuat.
Titik api hari ini ada di Pelalawan 45 titik, Indragiri Hulu 25 titik, Indragiri Hilir 19 titik, Kuansing satu titik, Meranti tiga, Rokan Hilir dua dan Bengkalis dua titik.***