oleh

Kukerta UNRI Sosialisasikan IPAL Menuju Desa Unggulan Wisata Koto Senjato

SALISMA.COM, KOTO SENJATO – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Universitas Riau 2019 Desa Koto Sentajo Kecamatan Sentajo Raya menggelar Sosialisasi instalasi program pengolahan air Limbah (IPAL) Bertempat di Balai Adat Koto Sentajo Sabtu (27/7/2019) bagi masyarakat dan perangkat desa Koto Sentajo. Chelsy Yesicha, S.Sos., M.I.Kom (Dosen Ilmu Komunikasi) selaku Dosen Pendamping Lapangan (DPL) menyatakan sambutan kepada peserta, “Desa Koto Sentajo menjadi salah satu desa tematik Infrastruktur Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) dari 10 desa yang ada di Provinsi Riau. Program ini merupakan program nasional dari Kementerian PUPR bekerja universitas pilihan yang memiliki program Kuliah Kerja Nyata.” Chelsy juga menyampaikan sosialisasi yang dihadiri sekitar 50 peserta ini, menjadi kegiatan awal mahasiswa kukerta untuk melaksanakan sosialisasi hidup sehat ke sekolah-sekolah disekitar desa.

Informasi penting seputar IPAL yang disampaikan salah satu mahasiswa Kukerta Dian Purnama Sari dan Rizky Hakiki, IPAL Komunal adalah pengolahan limbah seperti limbah WC atau yang lainnya. Namun IPAL Komunal ini digunakan secara bersama sama. Komponen IPAL Komunal juga terdiri atas unit pengolah limbah. Terdapat juga jaringan perpipaan yaitu bak kontrol dan juga lubang perawatan, kemudian ada juga sambungan rumah tangga. Unit pengolah limbah untuk sebagian ada yang keberadaannya jauh dari lokasi warga pengguna IPAL Komunal ada juga yang keberadaannya yaitu di lokasi pemukiman warga. Bahaya limbah yang berasal dari WC memang sangat berbahaya karena mengandung banyak bakteri dan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Air limbah tersebut banyak terdapat kandungan bakteri E.Colli yang bisa membuat seseorang terserang penyakit perut, misalnya typhus, diare, kolera.

Ns.Safri, M.Kep. Sp.Kep. MB (Dosen Keperawatan) mempersuasi warga untuk hidup sehat melalui tagline-nya “Indonesia sehat mulai dari masyarakat koto sentajo sehat”. Ia memaparkan apabila tidak menjalankan sistem IPAL Komunal, limbah WC tersebut bisa meresap ke dalam sumur dan mencemari air sumur. Begitu juga dengan limbah rumah tangga apabila dibuang berserakan maka juga akan menimbulkan berbagai macam penyakit. IPAL Komunal adalah solusi yang tepat untuk pengolahan secara kolektif

Narasumber lain, Andri Sulistyani, S.S, MSc (Dosen Pariwisata) juga memantapkan warga dalam menerima wisatawan salah satunya melalui kuliner khas sentajo. Masyarakat yang hadir sangat antusias dalam sosialisasi tersebut, mereka setuju jika IPAL dibangun segera. Kepala Urusan Kenegerian Koto Sentajo, Madiyusman menyambut baik kegiatan tersebut dengan harapan pemerintah dapat membantu realisasikan pembangunan IPAL mengingat jika dilakukan dengan dana swasembada dari warga dusun Gontiang tidak memungkinkan.

Akhir kegiatan sosialisasi ditutup dengan pemasangan Peta Rumah Godang Koto Sentajo. Sosialisasi ini menjadi bagian dalam rangkaian Pengabdian Kepada Masyarakat Desa Binaan LPPM UNRI demi mewujudkan Desa Unggulan Wisata Sentajo. Desa Koto Sentajo memiliki nilai estetika dari nuansa alam lengkap dengan nilai bangunan bersejarah dari 34 rumah godang. Masyarakat kawasan cagar budaya koto Sentajo ini mulai aktif dipersiapkan untuk menerima wisatawan domestik yang akan menginap di rumah godang tanggal 24 Agustus mendatang. (rilis/Ri)