BENGKULU – Data terbaru hingga pagi ini, Senin (29/4/2019), korban meninggal akibat banjir di Bengkulu menjadi 29 orang dan 13 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Hal ini dikatakan Kepala BPBD Provinsi Bengkulu, Rusdi Bakar, Senin (29/4/2019).
Menurut Rusdi, korban terbanyak berada di Kabupaten Bengkulu Tengah dan meninggal akibat tanah longsor yang terjadi di kaki Gunung Bungkuk, Kabupaten Bengkulu Tengah.
Sementara korban meninggal lainnya terdapat di Kabupaten Kepahiang sebanyak tiga orang, Kabupaten Lebong satu orang dan Kota Bengkulu tiga orang.
Selain itu ada 13 orang yang hingga saat ini belum ditemukan yaitu satu di Kabupaten Kaur, dua di Kota Bengkulu, dan 10 di Kabupaten Bengkulu Tengah.
“Pencarian korban hilang ini terus dilakukan tim pencari dan penyelamat yang bergotong-royong dengan warga setempat,” ucapnya, seperti dilansir dari Antara.
Khusus di Bengkulu Tengah, kata Rusdi, dua Kecamatan masih terisolir yaitu Kecamatan Merigi Sakti dan Kecamatan Pagar Jati karena akses jalan tertutup material longsor. Dampak banjir dan longsor di Bengkulu membuat 13 ribu jiwa terdampak dan 12 ribu jiwa di antaranya harus mengungsi.
Sebelumnya, aktivis lingkungan setempat juga menyoroti penyebab banjir dan longsor di wilayah ini yang disebabkan penggundulan hutan untuk aktivitas tambang batu bara dan perkebunan sawit dalam areal Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengkulu yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Tengah.
“Tidak mengherankan kalau korban terbanyak ada di Bengkulu Tengah karena wilayah tangkapan air di kawasan penyangga Hutan Lindung Bukit Daun tidak lagi berfungsi secara ekologis sehingga air permukaan tidak ada yang menahan,” kata Direktur Kanopi Bengkulu, Ali Akbar.***