SALISMA.COM (SC) – Diskusi publik Forum Pemimpin Redaksi (FPR) Provinsi Riau Dalam Bingkai Demokrasi mendapat apresiasi dari caleg Incumbent Riau. Diskusi publik yang bertemakan “Menakar Peluang Caleg incumbent DPRD Riau” dinilai bisa memberi wawasan, pengetahuan bagi peserta, khususnya tentang pendidikan politik.
Didampingi itu, dengan adanya diskusi ini para peserta mendapat informasi penting dan berharga tentang sosok dan kinerja yang telah dilaksanakan caleg incumbent selama duduk di legislatif.
Pada diskusi publik yang dimoderatori oleh Fakhrunnas MA Jabbar dan Satria Utama Batubara ini, masing-masing narasumber menyampaikan keinginan menuntaskan pekerjaaan yang belum selesai dimasa jabatannya sebagai anggota dewan.
“Kita menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan diskusi publik yang dirahasiakan FPR ini. Dan menurut saya, ini yang pertama dilakukan insan pers, tidak hanya di Riau, tapi mungkin secara nasional,” ujar Anggota DPRD Riau dari Fraksi PAN DPRD Riau, H Bagus Santoso SAg MP saat menyampaikan pengalamannya sebagai Anggota DPRD tiga periode pada diskusi publik yang dilaksanakan di Grand Central Hotel Pekanbaru, Rabu (26/09/2018).
Selain Bagus Santoso yang didaulat sebagai narasumber, panitia juga menghadirkan H Suhardiman Amby dari Fraksi Hanura DPRD Riau, Abdul Vattah Harahap Fraksi Golkar, Nasril SAg MA Fraksi Demokrat, Kordias Pasaribu SH MSi Fraksi PDI Perjuangan.
Sedangkan sebagai penyeimbang, panitia menghadirkan Dr H Syafriadi SH MH dari tokoh pers Riau, Zufra Irwan dari Komisi Informasi Publik Riau dan Dr Khairul Anwar selaku pengamat politik Universitas Riau. Turut hadir Presiden BEM dari UR, UIN, UMRI, UNILAK, Tabrani Rab dan Persada Bunda.
Anggota DPRD Riau, Nasril yang diberikan kesempatan pertama menjelaskan mengatakan, ada 3 persoalan dalam tema menakar peluang Caleg Incumbent. Pertama, bagaimana memiliki akses secara ekonomi, walaupun dirinya hanya honorer pondok pesantren bergaji Rp800 ribu per bulan. Namun berkat kegigihannya, Nasril mengklaim mampu meraih 4000 suara dan duduk di dewan.
Selanjutnya akses secara sosial, Nasril diberikan kepercayaan dari rakyat untuk dekat dengan masyarakat melalui reses, sosialisasi Perda. Terakhir, akses secara politik. Melalui berbagai stakeholder memberikan usulan dan saran.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Riau, Kordias memberikan apresiasi atas kegiatan FPR yang dinilai mencerdaskan.
“Politik itu pada hakekatnya suci sebab itu untuk kebaikan. Walau demikian, harus mempersiapkan diri untuk dibuli. Walaupun telah berbuat pasti ada kritikan,” sampainya.
Kordias mengaku berkeinginan maju kembali sebagai anggota dewan karena masih banyak hal yang mesti diselesaikan demi untuk membangun Riau.
Hal yang sama juga disampaikan Suhardiman Amby. Baginya masih ada pekerjaan yang belum terselesaikan, di antaranya persoalan aparatur yang dinilai amburadul dan jauh dari harapan. Begitu juga dengan penyelesaian permasalahan hutan dan lahan di Provinsi Riau. (rls)