SALISMA.COM (SC) – Persoalan peredaran narkoba masih terus menjadi momok yang menakutkan, tak terkecuali di Riau. Meski pihak kepolisian telah banyak mengungkap berbagai kasus peredarannya, namun yang ditangkap adalah masih kurirnya saja.
Seperti halnya pada hasil tangkapan terakhir dengan jumlah besar oleh jajaran Polda Riau. Ada tiga orang tersangka yang ditangkap dan mereka hanyalah kurir. Jasanya dibayar oleh cukong-cukong narkoba. Sementara si pemesan dan pemasok, masih diburu.
“Mereka ini hanya kurir. Yang memesan masih daftar pencarian orang (DPO),” kata Kapolda Riau Irjen Pol Nandang.
Oleh karena itu, Kapolda berharap agar pemutusan mata rantai peredaran narkoba ini dapat dibantu oleh berbagai pihak. Terutama adalah masyarakat.
“Kita bersinergi dengan masyarakat. Peran masyarakat diperlukan. Kalau ada informasi dari masyarakat, akan ditindaklanjuti,” ujarnya.
Kapolda Riau Irjen Pol Nandang pun tak memungkiri bahwa narkoba ini dipasok luar negeri. Kuat dugaan, barang haram tersebut dikirim dari Cina. Sebelum sampai ke Indonesia, sabu dan pil ekstasi tersebut, transit terlebih dahulu di Malaysia.
Dugaan barang haram ini berasal dari Cina, terlihat dari bungkusan sabu. Dari barang bukti yang ditangkap, sabu dibungkus dengan kemasan plastik berwarna hijau, bertulisan Cina.
Nandang sebut, Riau memang sangat rawan sebagai pintu masuk narkoba dari luar negeri. Sebab, Riau bagian pesisir, berbatasan langsung dengan negara tetangga, khususnya Malaysia. Pembatasnya hanyalah laut. Apalagi di Riau terdapat banyak pelabuhan tikus yang sulit terpantau.
Nandang juga menyebut bahwa Riau bukanlah tempat tujuan utama peredaran narkoba ini. Riau disebutnya hanya sebagai tempat transit.
“Dari hasil penyelidikan, narkoba akan dikirim ke Pekanbaru dan Palembang. Bahkan ke daerah lain juga,” ujarnya. (*)