SALISMA.COM (SC) – Rapat Paripurna Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-19 Kota Dumai di ruang paripurna DRDD, Jumat (27/4), diwarnai aksi protes mahasiswa dan pemuda. Mereka sempat membentangkan spanduk bernada kritik. Namun aksi itu tidak berlangsung lama karena dilarang petugas.
Dua mahasiswa yang diketahui bernama Faisal dan Habli Rizko, sempat membentangkan spanduk. Satu spanduk lainya bertulis mengenai janji politik yang belum tuntas seperti penyediakan air bersih, penanganan banjir, tenaga kerja lokal 100 persen dan peduli pada pedagang kecil.
“Ini bentuk protes kami kepada pemerintah. Pasalnya hampir tiga tahun Wako-Wawako menjabat persoalan itu tidak kunjung selesai, artinya tiga tahun tanpa perubahan,” ujar Faisal seperti dikutip riauposco.
Ternyata aksi tidak hanya di ruang paripurna, ada tiga mahasiswa lainnya juga melakukan aksi di luar DPRD Kota Dumai. Akan tetapi aksi itu, tidak membuat Wali kKota Dumai Zulkifli As menghentikan pidatonya. Ia tetap menyampaikan pidato di hadapan tamu dan pimpinan DPRD dan anggota dewan lainnya.
Wako mengatakan, sesungguh kelahiran Kota Dumai adalah sebuah peristiwa historis yang menjadi catatan istimewa bagi seluruh masyarakat Dumai, yang terpatri indah dalam hati dan menjadi tujuan di masa depan. Kelahiran yang diharap-harapkan, dengan perjuangan yang cukup lama dan sangat melelahkan.
“Kelahiran Kota Dumai bagaikan terbitnya matahari pagi yang membawa dan menjanjikan sejuta harapan kepada kita semua. Kelahiran Kota Dumai akan menjadi titik awal dari sebuah perjuangan untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Kota Dumai yang selama ini menjadi harapan dan perubahan bersama,” terangnya.
Seiring dengan itu, Kota Dumai di usianya yang ke-19 tahun ini, telah banyak melakukan pembenahan di berbagai bidang kehidupan baik pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan, sehingga siap tampil sebagai pesaing tetap bagi daerah-daerah lainnya di Provinsi Riau.
“Tampilnya Kota Dumai, diharapkan membawa bahtera pemerintahan dan percepatan pembangunan Kota Dumai, guna menyejahterakan masyarakat melalui peningkatan ekonomi dan perdagangan baik secara mikro maupun makro yang berdampak kepada peningkatan daya beli ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Perubahan yang berkesan, benar-benar terjadi pada wajah kota hari ini, dibandingkan dengan wajah kota sembilan belas tahun yang lalu, sebagai berkah dan manfaat langsung dari penerapan otonomi daerah.
“Peta investasi dengan pola penanaman modal asing dan modal dalam negeri, telah mengalami perubahan dengan tampilnya Dumai sebagai kompetitor baru,” sebutnya.
Tampilnya Dumai sebagai tujuan investasi tidak terlepas dari kelebihan dan keunggulan alami yang bersifat komprehensif. Pelayanan masyarakat yang baik dan prima serta kebijakan Pemerintah Kota Dumai yang membuka peluang bagi dunia usaha juga membantu proses percepatan pembangunan melalui investasi, yang memberikan sumbangan dan efek positif yang bersifat multidimensi dan multiplier effect.
“Kita semua tentunya sangat menyadari bahwa perjuangan masyarakat Dumai, tidak terbatas dan berhenti dengan perubahan status dusun menjadi kotamadya atau sekarang disebut dengan kota. Jika kita melihat tantangan ke depan yang tentunya akan terasa lebih berat, apalagi dengan adanya globalisasi dan perdagangan bebas,” terangnya. (*)