oleh

Pemerintah Prabowo Beberkan Mengapa Ekonomi ASEAN Tetap Solid Selama 2 Dekade Indonesia di Posisi Mana?

Di tengah ketidakpastian geopolitik global, kawasan Indo-Pasifik, khususnya ASEAN, terus menunjukkan stabilitas yang mengesankan. Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam Bisnis Indonesia Outlook 2025 secara daring, Selasa, 10 Desember 2024.

“Selama dua dekade terakhir, wilayah ini berhasil menjaga perdamaian dan mencatatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata 4%, meskipun ketegangan di Indo-Barat dan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China masih berlangsung,” katanya.

Semantara itu, ekonomi Indonesia juga tampil relatif solid dibandingkan banyak negara lain bahkan diproyeksikan bisa tumbuh dalam perkiraan 5,2% dengan inflasi yang terkendali di angka 1,7%. Namun, tantangan tetap ada, terutama terkait selisih antara inflasi dan suku bunga yang masih tinggi.

Adapun tantangannya, kata Airlangga, adanya kekhawatiran lain, yakni soal  kemungkinan kenaikan suku bunga lanjutan oleh Bank Sentral AS, yang dapat memicu arus dana keluar dari Indonesia ke pasar AS. “Oleh karena itu, pemerintah terus memantau perkembangan ekonomi global untuk mengantisipasi potensi dampak negatif terhadap perekonomian nasional,” tuturnya.

Di sisi lain, optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi semakin meningkat. Minat belanja masyarakat terus tumbuh, terlihat dari peningkatan sektor barang konsumsi cepat saji (FMCG) sebesar 1,1% secara tahunan (YoY) dan pertumbuhan sektor teknologi digital sebesar 4,3%, termasuk di sektor-sektor lainnya.

Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga fokus mengembangkan sektor pariwisata. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah menurunkan harga tiket pesawat, terutama selama musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan domestik dan mancanegara.

Dia menambahkan, pemerintah juga tengah mengevaluasi berbagai izin penyelenggaraan acara nasional dan internasional agar prosesnya menjadi lebih mudah dan transparan. Dengan demikian, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif diharapkan mendapatkan dorongan positif yang signifikan.

Meski target pertumbuhan ekonomi tahun depan dipatok sebesar 5%. Namun, kata Airlangga, jika potensi di berbagai sektor dapat dimaksimalkan, angka ini berpotensi lebih tinggi. Beberapa sektor yang menjadi prioritas meliputi tenaga kerja, konektivitas infrastruktur, serta pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK).

Adapun realisasi investasi di KEK hingga kuartal ketiga tahun 2024 mencapai Rp 68,43 triliun dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 34.169 orang. Capaian ini menunjukkan bahwa pengembangan kawasan ekonomi khusus menjadi pilar penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Secara kumulatif, investasi di KEK sejak awal tahun hingga kuartal ketiga 2024 tercatat mencapai Rp 242,5 triliun. Angka ini memperlihatkan potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam mengembangkan ekonomi berbasis investasi dan industri.

“Dengan berbagai kebijakan strategis yang diambil, pemerintah optimistis bahwa perekonomian Indonesia akan terus tumbuh meski dihadapkan pada tantangan global yang kompleks. Dukungan semua pihak menjadi kunci keberhasilan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” katanya.***