oleh

Berdalih Penilaian Berbeda, Kota Pekanbaru Kembali Gagal Raih Adipura

PEKANBARU – Kota Pekanbaru kembali gagal meraih Piala Adipura tahun ini. Penghargaan yang diberikan kepada daerah yang menjaga kebersihan lingkungan ini merupakan penghargaan bergengsi bagi pemerintah kota dan kabupaten di Indonesia. Sebab penghargaan ini erat kaitannya dengan kebersihan wilayah itu.

Kegagalan Kota Pekanbaru meraih Piala Adipura menambah daftar panjang gagalnya pengelolaan kebersihan di Kota Bertuah. Empat tahun sudah Kota Pekanbaru gagal mendapatkan penghargaan ini.

Kepala DLHK Pekanbaru, Zulfikri membenarkan jika Kota Pekanbaru kembali gagal mengikuti pemilihan Piala Adipura 2018. Ia menegaskan, kegagalan Kota Pekanbaru dalam meraih penghargaan ini karena gagal dalam penilaian pertama.

“Kita tidak lolos sampai ke tahap penilaian pertama atau P1. Kalau P1 tidak lolos, berarti P2 tidak dilakukan. P2 tidak dilakukan, berarti tidak dilakukan verifikasi penilaian untuk mengikuti Piala Adipura 2018,” ujarnya, Minggu (25/3).

Lebih lanjut Zulfikri menyebutkan beberapa alasan Kota Pekanbaru gagal lolos dalam tahap pertama penilaian Piala Adipura 2018, yang dianggapnya berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Menurut Zulfikri, penilaian tahun ini lebih rumit jika dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya satu atau dia titik saja yang dipantau.

“Sistem penilaiannya tidak sama dengan tahun dulu yang hanya satu titik pantau. Sekarang banyak komponen yang dinilai,” urai Zulfikri.

Dia menegaskan, bicara soal kebersihan kota, tentu tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan. Ada komponen paling penting dalam menjaga kebersihan lingkungan masing-masing. Yakni masyarakat Kota Pekanbaru itu sendiri.

“Keterlibatan dan kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah dan menjaga kebersihan sangat dibutuhkan. Kalau pengelolaan sampah di tingkat masyarakat juga tak bagus, bagaimana kita mau dapat penghargaan. Jadi intinya, semua unsur harus ikut bertanggung jawab, Adipura bukan hanya tugas semata Dinas LHK tapi juga masyarakat Pekanbaru,” bebernya. (*)