oleh

Bupati Kuansing Ajak Masyarakat Gemarikan

SALISMA.COM, KUANSING – Bupati Kuantan Singingi (Kuansing) Dr. Suhardiman Amby menginstruksikan agar masyarakat Gemar Makan Ikan (Gemarikan) guna mencegah Stunting. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama, paparan infeksi berulang dan kurangnya stimulasi.

Stunting dipengaruhi oleh status kesehatan remaja, ibu hamil, pola makan balita, serta ekonomi, budaya, maupun faktor lingkungan seperti sanitasi dan akses terhadap layanan kesehatan.

Berdasarkan data, 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting. Kurang lebih ada 5 juta anak Indonesia mengalami stunting (Studi Status Gizi Indonesia, 2021).Bila generasi penerus kerap mengalami stunting, akankah Indonesia melihat generasi emas-nya di 2045?

Untuk mendukung program mencegah stunting tersebut, bupati Suhadriman Amby juga mengintruksikan kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dengan tupoksi pencegahan stunting agar membuat program inovasi dan berkolaborasi untuk percepatan stunting di Kuansing, khususnya di wilayah lokus stunting.

Baru-baru ini Dinas Perikanan Kuansing sudah melaksanakan inovasi dengan merealisasikan program kegiatan pemberian makanan serba ikan dan produk olahan ikan kepada ibu hamil, menyusui, balita dan remaja di daerah lokus.

Makanan atau olahan serba ikan diberikan di 4 desa yang berada di Kecamatan Sentajo Raya. Di antaranya Desa Marsawa, Geringging Baru, Jalur Patah dan Desa Beringin Jaya, Senin Kemarin.

Kepala dinas Perikanan Kuansing, Marwan, S. Pd, MM menjelaskan, berdasarkan arahan Bupati Kuansing Dr. Suhardiman Amby dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting, maka Dinas Perikanan sebagai bagian dari Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) melaksanakan kegiatan pemberian Paket makanan serba ikan.

“Paket makanan serba ikan tersebut berupa Salai dan Nugget Patin serta Nila Segar itu langsung diberikan kepada objek stunting, yakni Balita beresiko stunting, Ibu menyusui, Ibu hamil, serta Remaja Putri yang berjumlah 60 orang di setiap Desanya,” jelas Kadis Perikanan Kuansing.

Selanjutnya, Kepala Dinas Perikanan Kuansing juga melakukan sosialisasi dan promosi Gerakan Memasyarakatkan Ikan (Gemarikan), karena banyak mengandung protein hewani, karbohidrat, vitamin, mineral, serta asam lemak omega 3 yang sangat bermanfaat baik bagi kesehatan dan kecerdasan.

Perbedaan antara balita normal dan stunting terlihat dari sisi tinggi badan. Balita stunting terlihat lebih pendek dari balita seusianya. Namun, perbedaan yang tidak terlihat antara keduanya adalah otak anak stunting tidak terbentuk dengan baik dan dapat berdampak panjang.

“Diharapkan melalui kegiatan pemberian makanan serba ikan ini masyarakat akan terbebas dari stunting dan meningkatkatnya Angka Konsumsi Ikan (AKI) masyarakat dalam upaya menciptakan Sumber Daya Manusia Kabupaten Kuantan Singingi yang Sehat, Cerdas, Unggul dan Berdaya Saing,” harapnya.

Kepala Dinas Perikanan Kuansing menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan secara bertahap di 18 Desa yang menjadi lokus stunting Kuansing.

“Pemberian kali ini merupakan tahap kedua yang dilaksanakan oleh Dinas Perikanan Kuansing. Sebelumnya, tahap pertama telah dilaksanakan pada Agustus lalu di Desa Sikakak, Pulau Bayur, Pulau Jambu, Koto Cerenti, dan Kampung Baru. Selanjutnya akan dilanjutkan pada bulan Oktober dan November 2024,” tutup Marwan. (Infotorial)