SELATPANJANG – Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Kepulauan Meranti, Ismail Arsyad meminta seluruh pengelola penginapan berperan aktif dalam melaporkan jumlah wisatawan yang menginap di tempat usahanya selama Festival Perang Air yang akan digelar 16 Februari mendatang.
“Data kunjungan wisatawan sangat penting. Bagi pemerintah, data itu sebagai pertimbangan dalam membuat kebijakan terkait kepariwisataan,” ujar Ismail Arsyad, Kamis (1/2).
Ismail memprediksi, jumlah kunjungan wisatawan di Meranti saat Festival Perang Air tahun 2018 ini akan mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun sebelumnya. “Jika pada tahun 2017 lalu hanya 19 ribu wisatawan, tahun ini bisa mencapai 21 ribu,” ujarnya.
Sementara Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Kepulauan Meranti mengimbau kepada pengelola hotel untuk tidak menaikkan tarif kamar terlalu tinggi kepada wisatawan selama Festival Perang Air.
Dia juga berpesan agar pihak hotel meningkatkan pelayanan selama festival berlangsung. “Jangan terlalu tinggi naiknya. Saya juga dengar sebagian hotel sudah menerapkan paket menginap selama tiga hari, hal itu sangat memberatkan wisatawan. Kalau uang mereka hanya cukup untuk dua hari kan susah,” ujar Ketua PHRI Kabupaten Kepulauan Meranti, R Uyung Permadi Salis.
Selain pihak hotel, Uyung juga meminta kepada seluruh restoran dan cafe agar tidak mengambil kesempatan untuk menerapkan harga menu yang tinggi terhadap wisatawan.
Ia khawatir, dalam Perang Air berikutnya, para wisatawan enggan untuk ke Meranti. “Kalau semua mahal, nanti para wisatawan kapok datang ke Meranti. Ini yang harus diperhatikan oleh pengusaha pariwisata di Meranti,” ujar Uyung.
Selain diminta tidak menetapkan harga tinggi, seluruh hotel dan restoran di Meranti juga diminta untuk menyajikan sejumlah kuliner lokal Meranti. Tujuannya agar wisatawan domestik maupun mancanegara mengenal kearifan lokal masyarakat Meranti. (*)