SALISMA.COM (SC), SIAK – Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan B3 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Siak, Ali Imran mengatakan, masih banyak sampah rumah tangga besar maupun kecil yang belum dikelola untuk dijadikan produk bernilai ekonomi, menumpuk setiap harinya, sehingga volume sampah terus meningkat.
“Kesadaran masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah untuk menjadi produk bernilai ekonomi masih rendah,” ujar Ali Imran, Kamis (07/09/2017).
Dia menyatakan masih sangat sedikit masyarakat yang sudah memanfaatkan sampah untuk disulap menjadi barang-barang yang menghasilkan uang. Bahkan katanya, kesadaran warga terhadap lingkungan cukup rendah.
“Terkadang masyarakat membuang sampah ke tempat pembuangan sementara (TPS) terkesan asal-asalan dan tidak betul-betul dimasukkan, sehingga banyak sampah berserakan di luar kotak,” katanya.
Contoh lainnya, lanjut dia, masih banyak rumah tangga enggan membayar pungutan kebersihan yang sudah ditetapkan dalam peraturan daerah (perda) tentang retribusi pungutan sampah.
“Padahal hanya Rp16.000 per bulan untuk rumah tangga besar (rumah makan/kafe),” katanya.
Menurutnya tidaklah susah untuk memilah sampah-sampah yang dihasilkan rumah tangga, mereka (masyarakat) hanya perlu mengelompokkan sesuai jenisnya. Kemudian diuangkan dengan mengantarnya ke bank sampah.
“Di bank sampah, sampah-sampah itu akan ditimbang dan dibayar sesuai dengan harga jenis sampah tersebut. Masyarakat pun bisa menjadi nasabah di bank sampah yang dibuatkan dalam buku tabungan,” ucapnya.
Dia menginformasikan saat ini Kabupaten Siak sudah memiliki dua bank sampah untuk menampung sampah-sampah dari masyarakat untuk didaur ulang kembali menjadi produk-produk bernilai ekonomi. (*)