SALISMA.COM (SC), PEKANBARU – Pendaftar Pendamping Desa di Riau mencapai 4.500 lebih untuk mengisi lowongan 210 kerja yang tersedia. Angka ini cukup tinggi karena lowongan yang tersdia sangat sedikit.
Terkait hal itu Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Riau, Rasidin Siregar mengatakan, membludaknya pendaftar pada setiap lowongan kerja yang ada karena tingkat pengangguran di Riau juga cukup tinggi.
Data Disnaker Riau, tingkat pengangguran di Provinsi Riau tahun 2016 tercatat sebanyak 222 ribu. Angka pencari kerja ini menurun bila dibandingkan tahun 2015. Untuk tahun 2016 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 7,43 persen, sedangkan tahun 2015 TPT 7,83 persen.
“Jumlah pengangguran pada tahun lalu sebanyak 222 ribu orang. Dari jumlah angkatan kerja di Riau mencapai 2,99 juta orang, jika dibandingkan dengan total penduduk usia 15 tahun keatas berjumlah 4,51 juta orang. Maka TPAK Riau sebesar 66,25 persen,” jelas Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Riau Rasidin Siregar, Minggu (03/9/2017).
Dari 222 ribu orang TPT tersebut, hampir semua tingkat pendidikan mengalami penurunan terutama S1, Sedangkan TPT untuk tingkat pendidikan SMA/SMK, yang mengalami kenaikan dari 11,14 persen menjadi 12,93 persen.
Penurunan terbesar terjadi pada lulusan SD ke bawah, yaitu dari 4,59 persen menjadi 2,79 persen.
Dijelaskan Rasidin, jika dilihat menurut tipologi daerah, sebanyak 111,35 ribu orang pengangguran berada di daerah perkotaan. Sisanya sebanyak 110,65 ribu orang berada di daerah pedesaan. TPT di perkotaan sebesar 9,25 persen, sedangkan TPT di pedesaan hanya 6,20 persen.
“Jadi jumlah penduduk yang bekerja di Riau itu sebanyak 2,76 juta orang. Dengan rincian 1,09 juta orang bekerja di kota dan sebanyak 1,67 juta orang di pedesaan. Namun pengangguran lebih banyak di kota,” jelas Rasidin.
Di daerah pedesaan memang lebih banyak pekerjaan bila dibandingkan perkotaan. Kondisi ini dikarenakan sektor pertanian masih mendominasi penyerapan tenaga kerja di Provinsi Riau. 41,88 persen tenaga kerja bekerja di sektor pertanian.
Dibandingkan menurut daerah, akan terlihat bahwa pedesaan sektor pertanian sangat dominan dengan penyerapan tenaga kerjanya mencapai 58,39 persen. Sementara di daerah perkotaan hanya sebesar 16,57 persen. (*)