SALISMA.COM (SC), PEKANBARU – Kasus temuan bakso mengandung babi ditindaklanjuti Pemko Pekanbaru dengan rencana membeli alat penguji sampel makakan. Selanjutnya alat tersebut dihibahkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sebab keterbatasan alat ini membuat BPOM Pekanbaru tidak dapat bekerja maksimal.
Pemko Pekanbaru berencana membeli sejumlah peralatan untuk uji sampel makanan dan minuman. Alat ini diharapkan mampu mempersongkat hasil uji sampel yang dilakukan BPOM atau dinas teknis yang mengurusi masalah makanan dan minuman yang beredar di Pekanbaru.
“Masa kita bisa kalah dari Aceh, mereka saja punya kita di Riau tidak dan kalau kita butuh harus mengirim sampel makanan yang mau diperiksa kesana,” ujar Walikota Pekanbaru, Firdaus MT, Jumat (01/9/2017).
Pernyataan tersebut diungkapkan Firdaus setelah dia mendapatkan laporan dari Disperindag terhadap hasil uji sampel makanan Bakso Mekar. Dimana untuk menguji sampel bakso itu, BPPOM harus mengirim sampel ke Jakarta dan Aceh. Tidak heran, jika sampel yang diuji tersebut hasilnya terlalu lama baru diketahui dan diumumkan.
“Seperti Bakso Mekar itu contohnya. Masak sampelnya diambil bulan Mei, hasilnya baru diumumkan sekarang. Kan terlalu lama itu. Karena kendalanya memang kita tidak punya alat untuk menguji itu,” paparnya.
Firdaus menyebut alat uji makanan itu akan dihibahkan Pemko Pekanbaru kepada BPPOM. Program ini juga akan menjadi prioritas pada anggaran tahun depan.
“Nanti saya akan instruksikan kepada intansi terkait untuk pengadaan alat itu ditahun 2018 mendatang, inilah hikmah bakso mengandung babi itu,” katanya.
Saat ini, untuk wilayah Sumatera, hanya Aceh yang sudah memiliki alat uji makanan terkait keamanan dan kehalalannya. Selanjutnya pemeriksaan juga bisa dilakukan dengan mengirimkan sampel makanan BPOM Pusat di Jakarta. (*)