SALISMA.COM (SC), PEKANBARU – Ribuan warisan budaya di Riau, baik benda maupun tak benda yang berada di empat aliran sungai besar dan 800-an sungai kecil, belum tergali secara keseluruhan. Hal ini disebabkan masih masih minim kajian.
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyebutkan, baru 20 warisan budaya tak benda di Riau yang mendapat sertifikat. “Padahal ini hanya sebagian kecil. Masih ada ribuan warisan budaya yang diperlukan penggalian, pendokumentasian, pengkajian dan publikasi,” kata Andi Rachman, saapan akrab gubernur, Senin (21/08/2017).
Gubernur mengatakan jika potensi ribuan warisan budaya dapat digali secara maksimal, dengan harapan mendapat pengakuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, selanjutnya tentu mendapat pengakuan sebagai warisan budaya Dunia dari UNESCO.
Sementara, 20 warisan budaya tak benda yang mendapat sertifikasi WBTB Indonesia di antaranya Tenun Siak, Sastra Lisan Koba, Pacu Jalur, Menumbai, Randai Kuantan, Nyanyi Panjang, Bedewo Bonai.
Kemudian ada, Debus Inderagiri Hulu, Calempong Oguong, Joget Sonde, Tunjuk Ajar Melayu, Sijobang Bowong Gasiong, Silat Perisai, Zapin Api, Zapin Meskom, Manongkah, Perahu Baganduang, Batobo, Rumah Lontiok dan Salembayung.
Untuk tahun ini sertifikat akan diserahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI kepada Gubernur Riau pada Oktober atau November 2017 di Taman Ismail Marzuki Jakarta.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Yose Rizal Zein membenarkan hal yang sama, bahwa Riau memiliki warisan budaya tak benda mencapai ribuan warisan di kabupaten/kota.
“Namun belum disertifikasi karena minimnya kajian tentang itu,” sebutnya.
Pihaknya bersama satuan kerja terkait berupaya melakukan kajian, sehingga nantinya ribuan warisan budaya tak benda itu mendapat pengakuan secara akademis dari Kemendikbud RI. (*)