SALISMA.COM (SC), PEKANBARU – Sebagai upaya melestarikan ikan terubuk di Riau, terutama di perairan Bengkalis, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau menggandeng akademisi Universitas Riau (UR) untuk membudidayakan ikan tersebut.
Plt Kepala Diskanlut Provinsi Riau, Nafilson mengatakan, terjalinnya kerja sama tersebut, mengingat ikan terubuk mulai punah di perairan setempat, khusus di Kabupaten Bengkalis.
“Sebelumnya, kami bersama-sama UR melakukan pembenihan ikan Selais di Rokan Hilir dan ini berhasil. Kemudian kami lanjutkan dengan ikan terubuk di perairan Bengkalis. Target saya tiap kabupaten akan ada ikon ikannya masing-masing untuk dikembangkan atau dilestarikan,” jelas Nafilson, Minggu (28/5/2017).
Dikatakannya, secara simbolis penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum Of Understanding (MoU) telah dilakukannya langsung dengan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UR, Prof Bintal Amin MSc, beberapa waktu lalu, tinggal realisasinya di lapangan.
Ia menjelaskan, ikan terubuk memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga dengan memulihkan spesies ikan ini di Riau dapat sejalan meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Ikan terubuk ini bisa meningkatkan perekonomian. Karena harga ikan terubuk itu bisa mencapai Rp 500 ribu per kilogram,” sebutnya.
Untuk teknis budidaya ikan terubuk, Nafilson mempercayakannya kepada tenaga ahli UR. Sementara, dalam proses pembenihan berlangsung, pihaknya melarang keras nelayan melakukan penangkapan terhadap bibit terubuk selama satu tahun, begitu pun dengan metode penangkapan harus ramah lingkungan.
“Kami tidak perbolehkan metode penangkapan dengan meracun, bom, ataupun dilistrik atau disetrum. Karena itu akan merusak atau terjadi pencemaran lingkungan,” tambahnya.
Setelah berhasil nantinya, kata dia, akan dikembalikan pada masyarakat atau penggiat ikan untuk dilakukan pembenihan besar-besaran. (*)