SALISMA.COM (SC), PEKANBARU – Ketergantungan Riau terhadap Crude Palm Oil (CPO) dan Minyak dan Gas (Migas) menjadi indikator utama penyebab jatuhnya perekonomian Riau. Sebab saat ke 2 komoditi ini goyah, maka memberi pengaruh besar terhadap perekonomian Riau.
Menurut Kepala Bidang Perencanaan, Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Riau, Defrizon, data yang ditunjukan Badan Pusat Statistik (BPS) Riau sudah cukup untuk menjawab bagaimana kondisi Riau tampa ke 2 komoditi itu.
“Masalah yang menghantam ke 2 komoditi itu sepanjang tahun 2016 menjadi pukulan keras bagi perekonomian Riau. Sejak awal seharusnya memang perlu ada perencanaan matang, supaya sewaktu-waktu situasi seperti ini datang pemerintah sudah punya benteng,” katanya, Jumat (12/5/2017).
Dia menambahkan, sepanjang 2015 terpuruknya ekonomi Riau lebih kepada kondisi Riau dilanda bencana asap dari kebakaran hutan dan lahan. Di tengah upaya perbaikan perekonomian ternyata tahun 2016 harga minyak fosil dan CPO ambruk.
Ke 2 komoditi ini terombang ambing, dan berdampak terhadap perbaikan ekonomi Riau yang melambat. Sejauh ini belum ada pengangan konkrit untuk mengatasi masalah ini.
Menurut Defrizon, masalah utamanya ada di industri pengolahan yang hingga kini belum terealisasi. Dari sekian banyak industri yang bergerak di sektor sawit dan Migas ternyata masih mengelola bahan setengah jadi, sehingga nilai turunan dari komoditi itu sangat sendikit.
“Kalau harga CPO dan Migas turun, kemudian tahun ini Riau dilanda kembali bencana asap, maka upaya untuk memperbaiki ekonomi Riau membutuhkan tenaga dan kerja keras. Pasti kacau lagi,” tambahnya. (Sc3)