SALISMA.COM – Para ahli astronomi yang melakukan penelitian terhadap 200 ribu galaksi mengatakan alam semesta saat ini tengah sekarat.
Menurut hasil survei terhadap 200 ribu galaksi menggunakan tujuh teleskop terkuat di dunia, energi yang dihasilkan galaksi-galaksi hanya tinggal setengah sejak keberadaannya dua miliar tahun yang lalu. Dan proses meredupnya kekuatan galaksi itu akan terus berjalan.
Hal ini terjadi di semua jenis panjang gelombang cahaya mulai dari ultraviolet hingga inframerah.
“Kekuatan alam semesta ditakdirkan akan menurun sejak sekarang, seperti orang berusia tua, dan berlangsung selamanya,” kata Profesor Simon Driver, pemimpin penelitian dari International Centre for Radio Astronomy Research (ICRAR) di Australia Barat dari laman Daily Mail dikutip Dream, Kamis 13 Agustus 2015.
Laporan penelitian Galaxy and Mass Assembly (GAMA) yang dirilis pada Senin kemarin, adalah penelitian tentang berbagai jenis panjang gelombang cahaya terbesar sampai saat ini.
Para peneliti mengumpulkan data dari teleskop yang paling kuat di dunia, termasuk VIST dan VST di Chili, GALEX dan WISE di Amerika Serikat, dan teleskop Herschel milik European Space Agency (ESA) di Eropa.
Dalam pengumpulan yang belum pernah terjadi sebelumnya, mereka memetakan dan membuat model dari semua energi yang dihasilkan di alam semesta saat ini. Mereka kemudian melakukan pemetaan sejarah energi alam semesta.
Seperti yang diketahui, semua energi di alam semesta berasal dari Big Bang yang menciptakan alam semesta. Energi tersebut kemudian terkunci sebagai massa di dalam planet-planet atau bintang-bintang yang dihasilkan dari Big Bang.
Bintang bisa bersinar dengan mengubah massa menjadi energi, seperti yang dijelaskan oleh Albert Einstein dalam persamaannya yang terkenal E = MC kuadrat. Namun, proses ini telah menguras energi secara terus-menerus.
“Sementara sebagian besar energi tumpah di sekitar benda angkasa pada waktu setelah Big Bang meledak, energi tambahan terus-menerus dikeluarkan oleh bintang saat mereka menggabungkan unsur-unsur seperti hidrogen dan helium secara bersama-sama,” kata Driver.
Energi yang baru dilepas itu diserap oleh debu yang berjalan melalui sejumlah galaksi, atau lolos ke ruang intergalaksi dan melakukan perjalanan hingga menabrak sesuatu seperti bintang, planet, atau tidak jarang cermin teleskop.
Pengetahuan tentang alam semesta yang secara perlahan memudar kekuatannya telah dikenal sejak 1990-an. Tetapi penemuan terbaru adalah yang paling akurat dan produktif sampai saat ini.
Profesor Driver menjelaskan penemuannya itu di sidang umum International Astronomical Union di Honolulu, Hawaii.