oleh

25 Kasus Intoleran Terjadi di Indonesia sepanjang 2016

SALISMA.COM (SC),JAKARTA – Indonesia dinilai sebagai negara yang menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama. Pada kenyataannya, intoleran masih sangat memprihatinkan di Tanah Air.

Berdasarkan catatan Polri, ada 25 kasus intoleran terjadi di Indonesia sepanjang 2016. Kasus tersebut, di antaranya pengusiran terhadap penganut Gafatar dan Ahmadiyah di Bangka pada Januari 2016, serta perusakan relief salib di Yogyakarta dan relif Bunda Maria di Sleman.

Kemudian, penolakan terhadap kaum Syiah oleh Forum Umat Islam di Jawa Tengah dan penolakan pembangunan masjid di Manado pada September 2016. “Itu beberapa yang kepolisian kelola,” kata Kabag Mitra Biro Pemnas Divhumas Mabes Polri Kombes Awi Setiyono saat diskusi bertajuk ‘Bincang Perdamaian’ di Balai Kartini, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Menurut Awi, pelaku intoleransi sering kali bertindak dengan memanfaatkan kelemahan aparat penegak hukum. “Sekalipun kita sudah melakukan deteksi dini,” ucap dia.

Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu menilai, sikap intoleransi harus segera diakhiri di Indonesia. Pasalnya, sikap itu dapat menggoyahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Awi mencontohkan, penolakan pembangunan gereja di Jawa yang mayoritas beragama Islam. Begitu juga dengan yang terjadi di Manado, ada penolakan pembangunan masjid di lingkungan yang mayoritas Kristen.

“Jangan sampai kita terpecah belah dengan persoalan mayoritas minoritas,” kata dia.

Sementara itu, Koordinator Desk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan Komnas HAM Jayadi Danamik mengatakan, pengaduan pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan terus meningkat tiap tahun. Komnas HAM mencatat, ada 87 pengaduan pada 2015. Jumlah itu meningkat dibandingkan 2014, yaitu 74 pengaduan.

Peningkatan jumlah pengaduan, lanjut Jayadi, juga terjadi pada 2016. Namun, Jayadi belum mau membuka angka peningkatan, lantaran Komnas HAM baru akan merilisnya.

“Tanpa menyebutkan data kuantitatifnya, dapat dipastikan bahwa jumlah pengaduan pada 2016 lebih banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya, juga lebih masif,” kata dia. (metrotv.com)